Bisnis.com, JAKARTA -- Sekolah HighScope Indonesia (SHI) menggelar Business Day bagi para siswanya. Acara yang diikuti oleh siswa dari tingkat SD hingga SMA ini bertujuan mempersiapkan murid-murid untuk menjadi wirausaha tangguh di masa depan.
Kepala Sekolah SHI Program SD dan SMP Eva Tantri mengatakan sekolah ingin terus mengasah kreativitas dan minat siswa untuk berinovasi.
"Kami sadar saat ini banyak orang yang sulit mencari kerja. Makanya, kami ingin siswa bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Ajang Business Day merupakan wadah memupuk jiwa kewirausahaan sejak dini," kata Eva SHI Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (13/5/2014).
Terkait soal ini, Akademisi dan Praktisi Bisnis Rhenald Kasali mengaku mental kewirausahaan (entrepreneurship mental) sudah sepatutnya diajarkan sejak masa kanak-kanak.
Menurut dia, hal yang dibutuhkan anak saat ini bukan cuma pendidikan formal, tetapi praktik nyata agar mereka terbiasa mengambil risiko.
"Karena terlalu sayang, banyak orang tua ingin mengambil tanggung jawab atas pekerjaan anak. Padahal, anak harus bisa merasakan dan menghadapi kesulitan-kesulitan tersebut. Orang tua tugasnya membimbing, bukan mengambil alih," ujar dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.
Lebih lanjut, soal mental kewirausahaan, Gita Wiryawan mengatakan salah satu kunci agar bisa menjadi orang yang mandiri adalah disiplin.
Selain itu, pria yang dulu pernah tinggal di Bangladesh dan India ini mental lain yang harus dipupuk sejak usia dini adalah menjankan segala hal berdasarkan etika.
"Sekali terjun ke bisnis kita ingin ada di situ dalam jangka waktulama. Kalau tidak etis, bisnisnya pasti tidak akan berkesinambungan," ujarnya.
Di sisi lain, Presiden Direktur Group Gobel Rahmat Gobel berbagi pengalaman masa kecilnya. Dia mengaku, sejak kecil orang tuanya sudah menanamkan dia nilai-nilai, yaitu kedisiplinan, kerapihan, ketelitian, dan keteraturan.
"Sejak kecil saya sering diajak orang tua mengunjungi pabrik. Mulai dari main sepeda hingga menyapu di pabrik. Orang tua memperlihatkan bagaimana karyawan kerja keras dengan harapan saya harus bisa kerja secara disiplin," katanya.
Dia mengaku, pelajaran dari orang tua kini menjadi landasan dia menjalankan bisnis. Oleh karena itu, Rahmat sangat setuju dengan kegiatan Business Day yang diselenggarakan oleh SHI.
Dia menambahkan, acara ini berguna karena mendorong anak untuk berpikir kreatif dan inovatif. Anak juga dilatih untuk menjalankan bisnis dan hidup bermasyarakat. "Kegiatan ini bisa jadi modal anak-anak untuk menjadi pengusaha di masa mendatang."
Dalam kegiatan Business Day, siswa SD hingga SMA memulai dengan membuat proposal bisnis yang akan dipresentasikan kepada siswa dengan tingkat yang lebih tinggi, guru, hingga orang tua murid.
Apabila proposal tersebut diterima, setiap kelas akan mendapat modal usaha untuk menjalankan usaha mereka masing-masing.
Business Day merupakan acara tahunan yang selalu diselenggarakan SHI sejak 2001. Di acara ini, siswa bisa menjual produk andalan berupa barang, misalnya makanan, minuman, mainan, hingga aksesori unik-unik buatan siswa.