Bisnis.com, CANBERRA—Konsensus ekonom meyakini Pemerintah Australia akan segera bertindak untuk mengatasi membengkaknya defisit fiskal melalui pemangkasan belanja dan acuan pendapatan baru.
Adapun, anggaran kesejahteraan keluarga, pelayanan pemerintah, dan penjualan aset adalah beberapa sektor yang akan dipangkas dalam pemebelanjaan pemerintah.
Selain itu, median 10 ekonom yang disurvei Bloomberg News juga memperkirakan Australia bakal mengumumkan target defisit fiskal 2014-2015 sebesar 30 miliar dollar Australia (US$28 miliar), setelah mempublikasikan defisit tahun fiskal saat ini yang mencapai 46 miliar dollar Australia.
“Pemerintah saat ini sedang bergulat dengan komitmennya untuk memangkas defisit fiskal, tanpa merumuskan sistem perpajakan yang baru,” kata Zareh Ghazarian, professor Monash University School of Political and Social Inquiry di Melbourne, Selasa (13/5/2015).
Dirinya menambahkan pemerintah yang baru biasanya menggunakan acuan fiskal baru untuk membuang persepsi buruk terhadap isu yang sudah ada, sehingga mereka bisa menggaet sebanyak mungkin massa.
Seperti diketahui, Perdana Menteri Australia Tony Abbott tengah didesak untuk mencatatkan surplus fiskal 1% terhadap produk domestik bruto (PDB) menyusul isu pembengkakan defisit fiskal.
Rencananya, pemerintah juga akan memberlakukan retribusi sementara kepada warga yang berpenghasilan tinggi untuk mengurangi proyeksi defisit fiskal 123 miliar dollar Australia selama 4 tahun ke depan hingga Juni 2017.
Informasi mengenai rencana pemangkasan belanja pemerintah Australia telah bocor sebelum akhirnya dimumkan pada Selasa (13/5). Beberapa aset pemerintah, termasuk Royal Australian Mint merupakan salah satu yang akan dijual.