Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahasa Inggris Jadi Momok Akuntan Publik

Banyak refleksi yang terjadi di Indonesia menjelang ASEAN Economic Community (AEC) 2015, salah satunya adalah kondisi akuntan publik yang ada di Indonesia saat ini.
Ilustrasi akuntan publik. Bahasa Inggris jadi momok akuntan/JIBI
Ilustrasi akuntan publik. Bahasa Inggris jadi momok akuntan/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Banyak refleksi yang terjadi di Indonesia menjelang Asean Economic Community (AEC) 2015, salah satunya adalah kondisi akuntan publik yang ada di Indonesia saat ini. Dari sisi kompetensi akutansi, akuntan publik Indonesia dinilai sudah memiliki kemampuan yang cukup memadai.

Sayangnya, kemampuan berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris dinilai masih menjadi kendala bagi mereka mengingat akan banyak orang asing yang berada di Indonesia nantinya.

Ketua Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) Tarkosunaryo optimistis dengan sisi intelektual para akuntan publik Indonesia. Namun, perlu adanya pembiasaan menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatan keprofesian.

“Kendalanya itu sebenarnya di masalah confidence dan bahasa Inggris. Orang-orang Indonesia kan jarang ke luar negeri. Baru sekarang ke luar negeri tidak bayar pajak. Kalau dulu orang ke luar negeri bayar pajak,” ujarnya saat ditemui dalam acara launching majalah CPA Indonesia di Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Ia pun melihat kecenderungan pemakaian bahasa Indonesia di setiap lini aktivitas ekonomi.

“Bahasa Inggris bukan merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan untuk bisnis di Indonesia. Kita masih menggunakan bahasa Indonesia. Padahal resourse untuk menjalankan profesi ini banyak bersumber dari luar,” tuturnya.

Terlepas dari bahasa, Standar akutansi Indonesia dikatakanya sudah mengadopsi International Financial Reporting Standards (IFRS), sama dengan negara lain secara internasional. Dengan demikian, masalah manajemen akutansi sebenarnya sudah setara dengan negara-negara lain. Audit pun mulai 2013 sudah menggunakan standar International Standart of Accounting (ISA).

“Masalah ilmu manajemen akutansi kan sama, yang beda itu adalah pajak dan hukum bisnis. Di negara masing-masing. Secara khususnya kan berbeda. Dari sisi intelektualnya, anak-anak muda kita itu banyak yang lebih pinter, lebih kreatif,” imbuhnya.

Dari pemaparan Tarko, akuntan publik Indonesia ada 1.000 orang. Dukungan tenaga profesional sekitar 12.000 orang. Kesemuanya tergabung dalam 500 kantor dan cabang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper