Bisnis.com, WASHINGTON – Meski Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat melaporkan tingkat pengangguran jatuh ke level terendah dalam 5 tahun terakhir, Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen menyampaikan bahwa indikator pasar tenaga kerja masih berada di garis merah.
Pasalnya, pendapatan tenaga kerja per jamnya menurun, di saat warga AS justru melakukan pekerjaan paruh waktu karena tidak dapat menemukan pekerjaan penuh waktu.
Beberapa alasan di atas merupakan indikator yang diperhatikan oleh Yellen. “Perekonomian membutuhkan dukungan ekstra dari The Fed untuk tiba di momentumnya,” ucap Yellen Maret lalu.
Sabtu (3/5) Departemen Tenaga Kerja AS merilis data mengenai data upah tenaga kerja yang meningkat paling tinggi sejak Januari 2012, di saat tingkat pengangguran menurun 6,3%, terendah sejak September 2008.
“Laporan menunjukkan kondisi pemulihan, namun kita masih jauh dari pasar tenaga kerja normal, selama inflasi masih mengikuti. Ada banyak hal yang dapat dilakukan The Fed untuk memaksimalkan progres pemulihan ekonomi,” kata ekonom BNP Paribas dan mantan peneliti di The Fed, Laura Rosner.
Tingkat pengangguran AS yang dilaporkan Sabtu menunjukkan masyarakat AS yang melakukan pekerjaan paruh sebagai mata pencaharian utama meningkat dari 54000 orang menjadi 7,47 juta orang. Di saat yang sama, tingkat partisipasi tenaga kerja anjlok menjadi 62,8%, terendah sejak 1978.
Pendapatan rata-rata per jam jatuh 1,9% dari tahun 2013, perolehan paling sedikit sejak Maret 2013.