Bisnis.com, KIEV - Agen Keamanan Ukraina SBU menyatakan kelompok militer ilegal dari Provinsi Transdniestria dan pasukan Rusia bekerja sama membuat kerusuhan di kota pelabuhan Odessa.
Kerusuhan tersebut, yang terjadi sepanjang Jumat malam hingga Sabtu pagi, mengakibatkan sedikitnya 42 orang tewas, ratusan orang luka-luka dan ratusan lain ditahan polisi setempat.
"Kerusuhan yang terjadi mulai 2 Mei dan mengakibatkan banyak korban jiwa tersebut dipandu oleh militer asing," ujar Jubir SBU, seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/5/2014).
Ukraina memang sejak lama menuduh Rusia menyuplai intelijen dan persenjataan kepada milisi di belahan selatan dan timur Ukraina.
Pada saat bersamaan, Ukraina juga menuduh demonstran di perbatasan membantu patron mereka Kremlin untuk terus melakukan destabilisasi di dalam teritorial Ukraina.
Moskwa selalu membantah tuduhan tersebut, tetapi tetap menyatakan berhak melindungi kota-kota yang mayoritas warganya berbahasa Rusia.
Juru Bicara SBU itu menambahkan, ada dua pejabat tinggi pro-Rusia yang mendanai kerusuhan Odessa, yang merupakan orang-orang kepercayaan presiden terguling Viktor Yanukovich.
"Saya akan beritahu kalian siapa yang bertanggung jawab atas kerusuhan berdarah di Odessa itu: Serhiy Arbuzov dan Oleksander Klymenko," ungkapnya.
Arbuzov sendiri belum memberikan komentar terkait dengan pernyataan SBU tersebut.
KRISIS UKRAINA: 2 Pejabat Pro-Rusia Dituduh Dalangi Kerusuhan Odessa
Agen Keamanan Ukraina SBU menyatakan kelompok militer ilegal dari Provinsi Transdniestria dan pasukan Rusia bekerja sama membuat kerusuhan di kota pelabuhan Odessa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Arys Aditya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 hari yang lalu
China, Batu Bara, dan Teka-teki Perubahan Iklim
2 hari yang lalu