Bisnis.com, PALU -- Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola sangat prihatin dan kecewa terhadap sebagian masyarakat Buol yang mudah sekali terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan bentrokan.Pada Sabtu (19/4/2014) malam, sekelompok massa melakukan penyerangan ke Polsek Biau dan Momunu juga pasca pengamanan yang dilakukan polisi terkait pertandingan sepakbola."Selaku Gubernur saya minta dengan hormat kepada masyarakat Buol untuk dapat mengendalikan diri, menahan emosi dan jangan mudah terpancing untuk diajak berbuat anarkis," kata Gubernur Longki Djanggola di Palu, Minggu (20/4/2014).Ia menambahkan "mari kita saling menghargai antara sesama anggota masyarakat dan juga aparat kepolisian." Gubernur yang mengaku sedang berada di luar Kota Palu saat dihubungi melalui telepon genggam itu mengatakan sejak penyerangan massa ke Mapolsek Biau dan Momunu, Sabtu malam, ia terus mengikuti perkembangan situasi Buol dan berkomunikasi dengan Bupati Buol, Amiruddin Rauf dan Kapolda Sulteng Brigjen Pol Ari Dono Sukmanto.Menurut Gubernur, pemicu kerusuhan tersebut sebenarnya sangat sederhana yakni berawal dari suporter sepak bola yang berkelahi. Mereka pun berkelahi diduga karena sudah terpengaruh minuman keras.Gubernur mengemukakan bahwa tindakan anggota kepolisian menangani perkelahian suporter itu, sebenarnya sudah sesuai prosedur tetap yakni ingin melerai perkelahian."Akan tetapi situasi ini dimanfaatkan oleh oknum-oknum provokator. Eh polisi malah dituduh memukul dan menembak masyarakat," ujarnya.Karena itu, kata Gubernur, ia telah meminta Kapolda untuk menyelidiki siapa oknum-oknum tidak bertanggung jawab tersebut dan menindak mereka sesuai ketentuan yang berlaku.Kepada bupati dan forum komunikasi pimpinan daerah, Gubernur berharap meningkatkan pengayoman kepada masyarakat dan memberikan mereka informasi yang sesungguhnya terjadi supaya tidak terjadi mispersepsi.Kepada anggota kepolisian yang menjadi korban tindakan anarkis, Gubernur menyatakan simpati dan empatinya dengan menyebut "saya dapat merasakan kepedihan dan kekalutan saudara-saudara dan keluarga dalam bertugas, semoga diberikan kesabaran dan ketabahan oleh Allah SWT".Ketika ditanya apakah ia meminta Kapolda Sulteng Brigjen Ari Dono Sukmanto agar menegakkan hukum dengan tegas dalam menangani bentrok di Buol ini, Gubernur Longki Djanggola menyebutkan bahwa masalah di Buol ini berbeda dengan daerah lain karena masyarakat Buol masih trauma dengan kerusuhan 2010 yang dipicu oleh kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan delapan orang tewas."Yang saya minta kepada Kapolda adalah tegas kepada oknum-oknum provokator yang mudah-mudahan segera terungkap. Saya sangat yakin bahwa ada provokator yang memainkan situasi ini," ujar Gubernur.Situasi di Buol, Sulawesi Tengah, sampai Minggu siang masih mencekam karena kelompok massa terus melakukan serangan-serangan ke dua kepolisian sektor (polsek) yang dirusak sejak Sabtu malam (19/4)."Hingga minggu siang ini, sekelompok massa masih terus melakukan penyerangan ke Polsek Biau dan Momunu, namun anggota telah diperintahkan untuk tidak melakukan perlawanan dan bersikap pasif dan bertahan," kata Pelaksana Tugas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Kompol Rostin Tumaloto yang dihubungi di Palu, Minggu.Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Ari Dono Sukmanto sudah berangkat menuju Buol sejak Sabtu malam, dan diperkirakan tiba di lokasi kejadian pada Minggu siang ini untuk mengendalikan langsung situasi di sana.Menurut Kompol Rostin, akibat bentrokan yang terjadi sejak Sabtu malam itu, seorang warga cedera akibat kena lemparan batu, bukan karena tembakan polisi."Sejak awal anggota sudah diperintahkan agar tidak melakukan tembakan sekalipun dengan peluru karet, kecuali tambakan peringatan ke udara untuk membubarkan massa," ujarnya.Di pihak kepolisian, Rostin menyebutkan, markas Polses Biau dan Momunu rusak berat akibat lemparan massa, dan 12 rumah tempat tinggal anggota polsek dirusak, dan isinya dijarah, termasuk rumah Wakapolres Buol."Isi rumah yang tidak bisa dibawa massa yang menjarah mereka tarik ke luar rumah dan membakarnya, sedangkan barang-barang yang bisa mereka bawa, seperti televisi dan peralatan rumah tangga lainnya dibawa warga entah kemana," ujarnya.Keluarga anggota polsek tersebut semuanya diungsikan ke tempat yang aman, sementara personelnya masih bertahan di markasnya masing-masing, katanya.Seorang warga bernama Arfan, yang dihubungi Sabtu malam, mengemukakan bahwa rusuh di Buol itu berawal dari pengamanan pertandingan sepak bola kompetisi Divisi I yang diikuti oleh Persbul Buol.Massa membuat keributan usai pertandingan, dan polisi berusaha mengamankan situasi hingga harus mengeluarkan tembakan sehingga menimbulkan kepanikan. Dalam peristiwa itu seorang warga mengalami cedera, dan hal inilah yang diduga memicu kemarahan massa sehingga mereka mendatangi dua polsek tersebut, dan melakukan perusakan dan penjarahan.Bentrokan antara massa dan polisi pernah terjadi di Buol pada 2010, menyusul meninggalnya seorang tahanan di Polsek Biau. Dalam bentrokan itu, delapan warga tewas.
AMUK MASSA: Buol Mencekam, Dua Polsek Dibakar dan Dijarah
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola sangat prihatin dan kecewa terhadap sebagian masyarakat Buol yang mudah sekali terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan bentrokan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium