Bisnis.com, MEDAN--Pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara sepanjang kuartal I/2014 diprediksi tak akan mencapai 6%. Pasalnya, konsumsi terutama rumah tangga yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan justru melambat.
Pengamat ekonomi Universitas Sumatra Utara Kasyful Mahalli menuturkan, menjelang pemilihan umum, justru konsumsi masyarakat Sumut melambat. Tak hanya itu, beberapa sektor andalan seperti pertanian, serta perdagangan, hotel, dan restoran kinerjanya tak sebaik tahun lalu.
"Saya memproyeksi untuk konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah, jika tahun politik akan melambat paling tidak hingga kuartal III/2014. Sektor manufaktur juga masih menunggu pemerintahan yang baru, sehingga pertumbuhan ekonomi Sumut akan melambat," ujar Kasyful, Kamis (10/4/2014).
Selain itu, lanjut, Kasyful, tingkat kemiskinan Sumut pada awal tahun ini masih cukup tinggi, dengan penyerapan tenaga kerja yang melambat. Kendati demikian, Kasyful menyebutkan, perlambatan perekonomian Sumut tidak akan terlalu menjadi masalah, jika pertumbuhannya inklusif.
Adapun, deflasi pada Februari dan Maret 2014 menurutnya tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Kendati demikian, dia memproyeksi laju inflasi kumulatif Sumut pada tahun ini tak akan sebesar tahun lalu.
"Peran Bank Indonesia yang semakin fokus menangani moneter dan TPID [Tim Pengendali Inflasi Daerah] akan berdampak positif. Tahun ini inflasi Sumut tak akan setinggi tahun lalu," tambahnya.
Pada akhir tahun lalu, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,01%. Adapun, pada kuartal I/2014 pertumbuhan ekonomi Sumut mencapai 6,14% terutama didorong oleh pertumbuhan sektor pertambangan, pengolahan, bangunan, serta pertanian. Laju inflasi pada akhir tahun lalu mencapai 10,18%.
Pertumbuhan Ekonomi Sumut Kuartal I/2014 Diproyeksi Tak Capai 6%
Pertumbuhan ekonomi Sumatra Utara sepanjang kuartal I/2014 diprediksi tak akan mencapai 6%. Pasalnya, konsumsi terutama rumah tangga yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan justru melambat.nn
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
21 menit yang lalu
Anak Buahnya Jadi Tersangka, Meutya Hafid Belum Bisa Lakukan Audit Sistemik
3 jam yang lalu