Bisnis.com,JAKARTA— Bank Dunia meyakini pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 akan menarik investasi langsung asing (Foreign Direct Investment/FDI) ke kawasan Asean hingga 28%-63%.
Ketua Ekonom dan Manajer Sektor Bank Dunia Jim Brumby mengatakan integrasi ekonomi kawasan Asean akan mendongkrak FDI setidaknya senilai US$117 miliar-US$264 miliar sejak 2006.
“Tidak hanya itu, MEA yang akan berlaku pada tahun mendatang juga mampu mengerek naik pertumbuhan pendapatan Asean di kisaran 0,5%-1% dari total produk domestik bruto [PDB],” katanya di Jakarta, Senin (7/4/2014).
Berdasarkan catatan Bank Dunia, FDI ke Asean telah meningkat dari US$20 miliar pada 2001 menjadi US$94 miliar pada 2010. FDI dari negara anggota Asean ke kawasan ini juga naik ke rata-rata US$5 miliar selama 3 tahun terakhir dari US$13 miliar pada 1990.
Integrasi ekonomi Asean telah memangkas tarif intra-Asean hingga ke level nol ke negara berpendapatan menengah di Asean. Lebih lanjut, tarif ke negara-negara Asean dengan pendapatan lebih rendah juga dipangkas menjadi di bawah 2%.
Akibatnya, perdagangan di antara area ini menembus angka US$500 miliar selama beberapa dekade terakhir. Fasilitas perdagangan itu juga memberikan keuntungan efisiensi perdagangan sekaligus promosi investasi.
Laporan Bank Dunia yang bertajuk East Asia and Pasific Update itu mengungkapkan MEA 2015 berpotensi untuk menurunkan kesenjangan pembangunan di antara Asean-6 (Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, dan Filipina) dengan CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam).
Kontribusi grup CLMV terhadap PDB Asean tercatat meningkat dari 3,5% pada 1990 menjadi 10% pada 2011.
“Apalagi, negara-negara yang merelaksasi kepemilikan asing di sektor jasa akan menarik FDI lebih banyak, sehingga memicu persaingan yang kompetitif di antara pelaku usaha,” tambahnya. (Amanda K. Wardhani)