Bisnis.com, JAKARTA - Setelah sempat berkurang beberapa waktu lalu, kabut asap pekat akibat kebakaran lahan dan hutan kembali menyelimuti beberapa daerah di Provinsi Riau, bahkan sebagian indeks pencemaran udara masuk ke level berbahaya.
Berdasarkan data Satgas Tanggap Darurat Asap Riau di Pekanbaru, yang dikutip Antara, indeks pencemaran udara yang terpantau di daerah Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, mencapai 500 Psi (pollutant standar indeks) atau di atas 300 Psi yang menunjukan pada level "Berbahaya".
Sejumlah daerah lainnya juga menunjukan kualitas udara mulai menurun menjadi tidak sehat, seperti yang terpantau di dua alat indeks pencemaran udara milik perusahaan PT Chevron Pacific Indonesia di Duri, Kabupaten Bengkalis menunjukan angka 105 dan 156. Indeks pencemaran di daera Libo juga mencapai 169, dan di Minas Kabupaten Siak mencapai 101.
"Riau memang kembali berasap," kata Kepala Divisi Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo, Rabu (26/3/2014).
Satelit NOAA-18 pada 25 Maret pukul 18.00 WIB memantau ada 41 titik panas (hotspot), meningkat dari pantauan sehari sebelumnya yang hanya memantau 5 titik panas. Titik panas tersebar di Kabupaten Rokan Hilir 12 titik, Bengkalis (11), Dumai (7), Siak (5), Pelalawan (3), Kepulauan Meranti (3).
Sementara itu, pantauan dari Satgas Pasukan Darat menandai ada 28 titik kebakaran besar dilapangan.
Informasi dari BMKG, angin bertiup dari arah utara sampai dengan timur laut dengan kecepatan 5-20 knot per jam relatif cukup kencang. Prospek cuaca menunjukan Riau baru akan dilanda hujan sekitar tanggal 28 Maret dikarenakan kelembaban di level 10.000 dan 19.000 kaki (Feet) cukup kering.
"Berdasarkan prediksi Fire Danger Rating System, potensi tingkat kerentanan dan pengendalian kebakaran tinggi di sebagian besar wilayah Riau, terutama di bagian utara dan pesisir timur," katanya.
Seorang warga Minas di Kabupaten Siak, Okta, berharap kabut asap di daerah itu segera bisa diatasi sehingga masyarakat tidak terus-menerus menghirup udara berbahaya.
“Dulu [15/3/2014], Pak SBY datang ke Riau, kabut asap bisa berkurang karena langsung hujan. Sekarang kabut asap makin parah lagi. Harusnya pemerintah daerah dan pusat bisa merespon dengan cepat. Bila perlu, SBY datang lagi,” katanya.
Munculnya kembali titik api dan asap sebelumnya juga memaksa Satgas Darurat Asap Riau mengevakuasi 24 warga akibat permukiman warga di Kabupaten Siak, Riau, terkepung asap kebakaran lahan.
"Dari puluhan warga yang diungsikan, dua diantaranya adalah balita dan delapan anak-anak," kata Kepala Penerangan Satgas Tanggap Darurat, Kolonel Robert.
Dia menjelaskan warga yang diungsikan sebanyak delapan kepala keluarga atau 24 jiwa. Mereka adalah warga Desa Dayun Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak.
Menurut dia, keputusan mengevakuasi diambil Satgas pada 24 Maret lalu karena permukiman warga desa tersebut sudah terkepung api dan asap akibat kebakaran dari lahan perkebunan kelapa sawit yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Siak. Berdasarkan data Satgas, kebakaran di Siak sudah lebih dari 10.600 hektare dimana lebih dari 400 hektare merupakan kebun sawit Pemda.
"Jarak api ke perumahan warga hanya 15 meter, sementara jarak pandang di bawah tujuh meter," ujar Kolonel Robert.
Dia menjelaskan upaya pemadaman terus dilakukan baik menggunakan pasukan darat yang dibantu dengan delapan helikopter bom air, maupun dengan modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan.
Khusus pasukan darat, sebanyak 1 brigade personel TNI sudah diperbantukan di Riau sejak operasi terpadu diintensifkan pada akhir Maret lalu.
"Total pemadaman satgas darat dari 27 Februari hingga 25 Maret ada 217 titik yang luasnya sekitar 20.767 hektare, dengan rincian titik api 28 titik dan titik padam 189 titik," katanya.