Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Presiden Boediono, di acara Mata Najwa, menyatakan dia tidak menyesali segala keputusannya terkait bail-out Bank Century yang bermasalah.
Ketika ditanyakan di acara Mata Najwa malam ini (Rabu, 19/3/2014) apakah dia akan berubah seandainya kembali ke waktu lampau, ketika sebagai Gubernur Bank Indonesia dia menghadapi kasus Bank Century, Boediono dengan tenang menjawab, dia tak akan berubah.
Dalam acara di Metro TV itu host Najwa Shihab lebih banyak ‘membongkar’ sisi humanis Boediono sebagai orang nomor dua di Republik ini, yang dikenal pendiam dan sederhana.
Tak sedikit anggapan bahwa selama lima tahun menjabat Wakil Presiden, Boediono kurang bergaung kinerjanya dibandingkan dengan Wapres sebelumnya, Jusuf Kalla.
Pada saat Najwa mengorek lebih jauh soal kasus Century, Boediono menjelaskan bahwa kebijakan yang harus diambilnya saat itu sudah tepat karena perekonomian sedang krisis. Pilihannya hanya dua, menyelamatkan atau membiarkan.
Sebagai gubernur bank sentral, Boediono mengatakan bahwa dia harus membuat kebijakan yang tak popular.
Belakangan kasus Century ramai lagi dibicarakan menyusul penolakan Boediono—sampai dua kali—memenuhi panggilan DPR terkait skandal bail-out senilai Rp6,7 triliun tersebut, dengan alasan kasusnya sudah masuk ranah hukum, bukan lagi politis.
Dalam sidang dakwaan atas terdakwa Budi Mulya, mantan deputi Gubernur BI, terkait kasus Century belum lama ini nama Boediono disebutkan sampai 65 kali. Boediono bersama-sama dengan Budi Mulya didakwa melakukan penyalahgunaan kewenangan dengan memberikan Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek kepada Bank Century.