Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Ukraina: Jika Jatuhkan Sanksi kepada Rusia, Ekonomi Jerman Kolaps

Satu kelompok pebisnis besar di Jerman menyatakan bahwa menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia atas krisis di Provinsi Crimea akan membawa dampak sangat buruk bagi ekonomi Jerman, bahkan kolaps
Bendera Jerman di depan Reichstag Building di Berlin, Jerman/Reuters
Bendera Jerman di depan Reichstag Building di Berlin, Jerman/Reuters

Bisnis.com, BERLIN—Satu kelompok pebisnis besar di Jerman menyatakan bahwa menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia atas krisis di Provinsi Crimea akan berdampak sangat buruk bagi ekonomi Jerman, bahkan kolaps.

Ketua Komite Jerman untuk Hubungan Ekonomi Eropa Timur Eckhard Cordes mengatakan bahwa pihaknya cemas konflik akan makin memburuk, namun penjatuhan sanksi tetap susah dilakukan.

“[Sanksi] akan membawa dampak hebat bagi ekonomi,” tuturnya, Jumat (7/3/2014).

Komite ini mencatat, hingga kini ada 6.200 perusahaan yang aktif di Rusia dengan investasi mencapai 20 miliar euro atau setara US$27,737 miliar.

Sementara sekitar 300.000 tenaga kerja Jerman bergantung pada perdagangan Berlin-Moskow.

Jerman sendiri nampaknya tidak akan berkutik jika berhadapan dengan Rusia, disebabkan fakta bahwa 40% pasokan gas negara ini berasal dari Rusia.

Cordes mengungkapkan, Jerman telah melakukan pekerjaan bagus dengan mencoba menekan Rusia untuk berdialog demi selesainya konflik.

Ia sekaligus memuji langkah EU yang mengisyaratkan bahwa dialog dan diplomasi adalah jalan yang paling utama bagi krisis ini.

Dari dalam negeri, publik Jerman hanya menunjukkan sedikit ketertarikan terhadap penjatuhan sanksi ekonomi kepada Rusia, meski sebagian besar memberikan respons bersimpati kepada pemerintahan interim Ukraina.

Survey yang dilakukan ARD dan Die Welt menunjukkan, hanya 38% yang setuju dengan penjatuhan sanksi terhadap Kremlin, sisanya memilih tidak.

Namun, hanya 15% responden yang percaya bahwa Rusia adalah rekan yang bagus bagi Jerman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper