Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Ukraina: Hentikan Rusia Sekarang, Atau Konflik Jadi Permanen

Calon presiden definitif Ukraina Yulia Tymoshenko meminta Jerman dan negara-negara lain segera memberikan sanksi ekonomi kepada Moskow.nn
Ilustrasi-Demo warga Krimea/Reuters
Ilustrasi-Demo warga Krimea/Reuters

Bisnis.com, KIEV—Calon Presiden definitif Ukraina Yulia Tymoshenko mengatakan bahwa ada bahaya perang gerilya di Crimea yang digerakkan oleh Rusia.

Yulia Tymoshenko meminta Jerman dan negara-negara lain untuk segera memberikan sanksi ekonomi kepada Moskow.

Dia juga mengungkapkan, pendudukan Rusia di Semenanjung Crimea akan menciptakan bahaya jangka panjang bagi seluruh negara di kawasan itu.

“Langkah dunia internasional terhadap Rusia sejauh ini tidak efektif, instrumen-instrumen yang dilancarkan oleh AS dan UE tidak menimbulkan efek yang berarti,” katanya setelah bertemu Kanselir Jerman Angela Merkel seperti dikutip Reuters, Jumat (7/3/2013).

Jika instrumen tersebut, lanjut Yulia, tidak menghasilkan hasil maka tersisa dua pilihan, yaitu menjatuhkan sanksi yang lebih berat atau memberikan Crimea begitu saja kepada Kremlin.

“Publik internasional harus meyakinkan Putin bahwa mereka serius, bahwa tindakan militer Rusia tidak bisa ditoleransi. Saya menawarkan sejumlah sanksi nonkekerasan, sanksi ekonomi,” jelasnya.

Yulia juga menyebut bahwa AS dan Inggris harus mendukung Kiev, yang telah bersepakat dalam kesepakatan terdahulu bahwa Ukraina setuju untuk melucuti nuklir dengan kompensasi bahwa kedua negara itu melindungi teritorinya.

“Dalam rangka hukum internasional, ada negara-negara yang telah jelas menjadi penjamin teritori kami, yaitu AS dan Inggris,” tambahnya.

Putin, ujar Yulia, akan terus melaju sejauh yang dia mau jika tidak segera dihentikan.

“Siapa selanjutnya? Kita tidak akan pernah bisa menstabilisasi situasi di Ukraina dan kawasan, ini akan menjadi konflik permanen,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Arys Aditya
Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper