Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Tolak Perundingan Dengan Ukraina

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Rabu (5/3/2014) menolak tekanan Barat untuk bertemu dengan timpalannya dari Ukraina, tetapi mengatakan pembicaraan dengan Amerika Serikat dan lain-lain akan terus dalam beberapa hari mendatang.
Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol/Reuters
Tank militer Rusia melaju di jalan dari Sevastopol ke Simferopol/Reuters

Bisnis.com, PARIS - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Rabu (5/3/2014) menolak tekanan Barat untuk bertemu dengan timpalannya dari Ukraina, tetapi mengatakan pembicaraan dengan Amerika Serikat dan lain-lain akan terus dalam beberapa hari mendatang.

Pada akhir perundingan serius diplomatik di Paris, Lavrov meninggalkan kementerian luar negeri Prancis tanpa mengadakan pertemuan yang diharapkan dengan pejabat Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Deshchytsya.

Amerika Serikat, yang didukung oleh Inggris, Prancis dan Jerman, telah mendesak Lavrov untuk menyetujui pertemuan tatap muka sebagai sinyal kesediaan Moskow untuk meredakan ketegangan dengan Barat atas tindakan Rusia di Semenanjung Krimea.

Dalam satu pernyataan singkat, Lavrov mengatakan kepergiannya tidak berarti mengakhiri upaya untuk mengatasi krisis saat ini.

"Kami memiliki hari yang panjang untuk diskusi tentang Ukraina," kata veteran diplomat Rusia itu. "Kita semua prihatin pada apa yang terjadi di sana."

"Kami sepakat untuk melanjutkan diskusi-diskusi dengan mereka di masa yang akan datang untuk melihat bagaimana cara terbaik untuk dapat membantu menstabilkan, menormalkan situasi dan mengatasi krisis."

"Diskusi-diskusi akan terus berlanjut, dan hanya itu." Lavrov sebelumnya telah mengadakan dua pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Setelah sesi kedua, Rusia mengklaim telah menyepakati bahwa Ukraina harus menegakkan kesepakatan yang ditandatangani 21 Februari yang ditandatangani antara Presiden Victor Yanukovych yang sekarang digulingkan dengan pihak oposisi.

Para pejabat AS membantah bahwa masalah ini telah disepakati , bersikeras bahwa kesepakatan tersebut dapat dicapai hanya dengan keterlibatan pemerintah Ukraina yang telah menggantikan pemerintahan Yanukovich.(Antara/AFP)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper