Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Boediono Disebut Terlibat Kasus Centry, Berikut Keterangan Wakil Ketua KPK

Disebutkan dalam dakwaan bahwa Budi Mulya melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama dengan melibatkan Gubernur BI saat itu Boediono dan sejumlah pejabat BI lainnya.
Wapres Boediono/Antara
Wapres Boediono/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -Persidangan perdana kasus Century dengan agenda pembacaan dakwaan memunculkan tuduhan adanya keterlibatan Mantan Gubernur BI Boediono yang kini menjadi Wakil Presiden RI.

Disebutkan dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum dari KPK bahwa Deputi Gubernur Bank Indonesia bidang Pengelolaan Moneter dan Devisa Budi Mulya melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama dengan melibatkan Gubernur BI saat itu Boediono dan sejumlah pejabat BI lainnya.

Dakwaan korupsi terhadap Budi Mulya itu terkait perkara pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek kepada Bank Century dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

"Sebagian rumusan dakwaan itu menjelaskan bahwa Terdakwa selaku Deputi Gubernur BI melakukan tindak pidana korupsi sesuai pasal yang didakwakan bersama-sama dengan Boediono selaku Gubernur BI, Miranda S Goeltom selaku Deputi Senior BI, Siti C Fadjriah selaku Deputi Gubernur Bidang VI, Budi Rochadi (almarhum) yaitu Deputi Gubernur Bidang VII, serta bersama-sama dengan Robert Tantular dan Harmanus H Muslim dalam kaitannya dengan FPJP," kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta, Kamis (6/3/2014).

Atas perbuatan pidana bersama-sama tersebut, mengakibatkan kerugian keuangan negara dalam FPJP sekitar Rp689 miliar.

"Dan terdakwa juga bersama-sama pula dengan Muliaman D Hadad Deputi V Gubernur BI, Hartadi A Sarwono Deputi bidang III Gubernur BI, Ardhayadi M selaku Deputi bidang VIII Gubernur BI serta Raden Pardede selaku Sekeretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan dalam kaitannya dengan proses penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik," tambah Bambang.

Atas tindakan tersebut, menurut Bambang, negara mengalami kerugian hingga RP6,782 triliun.

"KPK mengharapkan agar seluruh masyarakat dapat mengikuti proses persidangan dengan saksama sehingga bisa mengikuti proses dengan baik dan memastikan agar objektivitas persidangan dapat ditegakkan. Semoga dapat dihindari pernyataan-pernyataan yang mengganggu proses persidangan yang fairness," tambah Bambang.

Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kepercayaan masyarakat terhadap KPK dalam menangani kasus Century tersebut.

"KPK menyadari, ada banyak pihak yang mencoba memolitisasi KPK atas kasus, menyebarkan fitnah dan tuduhan untuk menghancurkan legitimasi dan kredebilitas KPK oleh beberapa orang anggota dewan yang motifnya jelas bukan untuk pemberantasan korupsi," ungkap Bambang.

Perkara Bank Century ini menurut Bambang diselesaikan KPK dalam waktu 1 tahun 3 bulan sejak penyidikannya dimulai pada 17 Desember 2012.

"Dakwaan dirumuskan dalam surat dakwaan setebal 180-an halaman dan ada 130 saksi yang dikompilasi dalam seluruh Berita Acara Pemeriksaan," ungkap Bambang.

Budi didakwa dengan dakwaan primer dari pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo @asal 64 ayat (1) KUHP; dan dakwaan subsider dari pasal 3 o Pasal 18 UU No 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 jo @asal 64 ayat (1) KUHP.

Pasal tersebut mengatur tetang penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya jabatan atau kedudukan sehingga dapat merugikan keuangan dan perekonomian negara. Ancaman pelaku yang terbukti melanggar pasal tersebut adalah pidana penjara maksimal 20 tahun denda paling banyak Rp1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper