Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta memperhatikan pelajaran etika di sekolah.
Menurut Giwo Rubianto Wiyogo yang baru saja meraih gelar Doktor untuk Program Manajemen Pendidikan Pascasarjana di Universitas Negeri Jakarta, dampak pendidikan etika atau budi pekerti akan terasa hingga di dunia kerja.
"Etika bukan hanya penting bagi individu, tapi juga berpengaruh terhadap lingkungan kerja individu dan kinerja perusahaannya," kata Giwo yang bernama asli Sri Woerjaningsih ini, Rabu (5/3/14).
Giwo juga meminta institusi pendidikan tinggi memperhatikan pendidikan sumberdaya manusia, mengingat daya saing SDM Indonesia yang menurun.
"Pendidikan tinggi juga perlu merancang kurikulum, untuk meningkatkan pendidikan etika bagi para mahasiswanya," ujar Giwo usai menyampaikan disertasi promosi doktornya yang berjudul Pengaruh etika korporasi, daya saing, dan komitmen organisasi terhadap kualitas pelayanan karyawan Bumisatu Group.
Giwo menjelaskan, etika korporasi berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan dan peningkatan daya saing karyawan.
Etika diperlukan mengingat para pelaku yang menggeluti dunia bisnis saat ini harus menghadapi persaingan ketat.
Posisi daya saing Indonesia yang berada pada peringkat ke-50 dari 144 negara, atau menurun lima tingkat dibandingkan dengan periode 2011-2012.
Hal itu, katanya, juga berdampak terhadap Bumisatu Group, perusahaan properti yang didirikan bersama suaminya Rubianto Wiyogo.
Menurut Caleg DPR dari Partai Golkar ini, adanya keluhan pelanggan terhadap karyawan menunjukkan bahwa ada permasalahan dengan etika korporasi yang seharusnya dijunjung tinggi.