Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BOJ Tingkatkan Program Kredit

Bank of Japan (BOJ) akan meningkatkan kapasitas program peminjaman sekaligus tetap berencana untuk membeli aset.

Bisnis.com, TOKYO— Bank of Japan (BOJ) akan meningkatkan kapasitas program peminjaman sekaligus tetap berencana untuk membeli aset.

Langkah tersebut dijalankan seiring dengan komitmen BOJ untuk mendukung pemulihan ekonomi dan mengakhiri deflasi selama 15 tahun terakhir.

Apalagi, bank sentral tersebut telah menargetkan inflasi sebesar 2% sebagai acuan pemulihan ekonomi Jepang.

Tidak hanya itu, BOJ akan memperluas basis moneternya dari 60 triliun yen menjadi 70 triliun yen per tahun sesuai dengan prediksi 34 ekonom yang disurvei Bloomberg. Jumlah tersebut membuat fasilitas pinjaman menjadi dua kali lipat menjadi 7 triliun yen.

Selain itu, ekspansi kredit BOJ memungkinkan bagi bank individu untuk meminjam dengan jumlah dua kali lipat dari program sebelumnya dengan bunga yang rendah.

“Kedua program itu [pembelian aset dan peningkatan kredit] memiliki jangka waktu setahun,”kata BOJ di Tokyo, Selasa (18/2/2014).

Ketika BOJ menjaga kebijakan pembelian aset, bank sentral Jepang akan mempertahankan stimulus hingga beberapa bulan ke depan. Kebijakan tersebut diambil akibat kenaikan pajak penjualan pada April tahun lalu yang memicu kontraksi ekonomi Jepang.

Sementara itu, komitmen Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda untuk mengakhiri deflasi berkepanjangan di Jepang mengakibatkan yen melemah dan saham mulia menggeliat. Pada saat yang sama, perusahaan Jepang telah memiliki stok uang tunai yang cukup, menandakan keterbatasan perluasan program kredit oleh BOJ.

 “Pelipatgandaan fasilitan peminjaman bisa dikatakan sebagai langkah dovish. Rencana tersebut sekaligus mengindikasikan BOJ akan mempertahankan kebijakan moneter yang cukup longgar,”ucap Izumi Devalier, ekonom HSBC Holdings Plc di Hong Kong.

Yen sendiri melemah setelah pengumuman BOJ tersebut, anjlok menjadi 102,48 terhadap dollar pada 1.04 p.m di Tokyo.

PERLAMBATAN EKONOMI

Ekonomi Jepang tumbuh kurang dari perkiraan ekonom pada kuartal IV/2013 sehingga mengindikasikan perlambatan akibat penaikan pajak penjualan.

Kantor Kabinet Jepang menyebutkan produk domestik bruto (PDB) menguat menjadi 1% pada laju tahunan dari kuartal sebelumnya. Angka tersebut kurang dari proyeksi analis yaitu 2,8%.

Sementara itu, 34 dari 35 ekonom yang disurvei Bloomberg menyatakan BOJ akan menambahkan stimulus pada akhir Juni tahun ini.

Cadangan uang tunai bank dan perusahaan tumbuh cukup signifikan seiring dengan harapan para eksekutif akan berlanjutnya program Abenomics. Kepemilikan uang tunai dan deposito perusahaan meningkat 224 triliun pada kuartal ketiga tahun lalu.

Bahkan, cadangan devisa di BOJ meningkat tiga kali lipat selama setahun menjadi 116 triliun pada 14 Februari tahun ini.

Di lain pihak, Menteri Keuangan Jepang Taro Aso mengemukakan dirinya akan terus mengamati pergerakan permintaan eksternal yang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

“Data pertumbuhan ekonomi pada kuartal terakhir tahun lalu menandakan pemulihan yang moderat pada ekonomi Jepang,”tambahnya.

Data yang dirilis pemerintah Jepang pada Senin (17/2/2014) menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dari estimasi yang ada, hanya naik 0,3% pada kuartal IV/2013. (Bloomberg/Reuters)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper