Bisnis.com, JAKARTA - Women Build Habitat for Humanity Indonesia meluncurkan kampanye Rumah Persembahan untuk Ibu guna membantu masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah layak huni.
Helena Abidin, Duta Women Build Habitat for Humanity Indonesia, mengatakan kampanye ini bertujuan membangun 300 unit rumah layak huni selama 2014, bagi keluarga berpenghasilan rendah dengan perempuan sebagai salah satu tulang punggung ekonomi keluarga.
Dia menuturkan kampanye ini dilaksanakan dengan menggalang kepedulian bagi para perempuan untuk mendonasikan satu unit rumah layak huni bagi keluarga berpenghasilan rendah.
“Hal itu sebagai ungkapan rasa cinta dan terima kasih, maupun mengenang jasa-jasa ibu,” ujar Helena seusai peluncuran kampanye tersebut di Jakarta, Rabu (5/2/14).
Hadir dalam acara peluncuran kampanye tersebut antara lain Direktur Nasional Habitat for Humanity (HfH) Indonesia James L. Tumbuan dan Duta HfH Indonesia Whulandary Herman.
Helena menjelaskan ketika rumah selesai dibangun, pada dinding dalamnya akan terpasang plakat bertuliskan nama ibu yang dikenang. “Plakat itu akan dibuat khusus oleh seniman muda kontemporer terkemuka, yakni Syagini Ratna Wulan dan Theresia Agustina Sitompul [Tere],” ungkapnya.
Pada prinsipnya, lanjutnya, program ini bertujuan untuk merayakan cinta Ibu. “Kami ingin mengajak para sahabat perempuan untuk memberikan penghormatan terhadap jasa ibu kita masing-masing, dengan mendonasikan sebuah rumah layak huni bagi perempuan yang berpenghasilan rendah,” katanya.
Rumah layak huni dengan fasilitas sanitasi ini, memberikan energi dan ruang bagi ibu untuk bisa berkreasi dalam menjalankan tugasnya, serta membangun harapan baru bagi masa depan yang lebih baik.
Dia menambahkan realisasi pembangunan rumah program ini, akan dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama, pada 10 Mei 2014, di Mauk, Tangerang, dengan melibatkan 500 relawan perempuan dan putri-putrinya. “Aktivitasnya mulai dari pembuatan pondasi, pemasangan batu dinding, dan pengecatan,” ujarnya.
Tahap kedua, lanjutnya, diadakan 3-4 Oktober 2014, bertempat di Yogyakarta, dengan aktivitas yang serupa dengan yang di Mauk.
Target pembangunan 300 unit rumah ini, menurut Helena, cukup realistis dengan memperhatikan semakin banyaknya komitmen dukungan berbagai pihak terhadap isu perempuan, dan rumah layak huni.
James L. Tumbuan, Direktur Nasional HfH Indonesia, menjelaskan Women Build HfH Indonesia yang dimulai pada Juni 2013, bergerak menggalang kepedulian kalangan perempuan untuk berkontribusi positif pada masyarakat. “Dari perempuan, dilaksanakan oleh perempuan, untuk perempuan,” katanya.
Target kegiatan ini, katanya, adalah keluarga tidak mampu dengan perempuan atau ibu sebagai salah satu penopang ekonomi keluarga, hidup di rumah tak layak huni, dan tidak sehat.
Menurut dia, HfH Indonesia bertanggung jawab pada pelaksanaan konstruksi mulai dari survai, analisis lokasi, serta kualitas bangunan. Bersama dengan wakil masyarakat setempat, pihaknya akan melakukan pemilihan keluarga mitra yang mendapatkan bantuan, sehingga program ini tepat sasaran.
“Syarat utama lain adalah keluarga mitra punya bukti kepemilikan atas tanah yang ditinggalinya,” tambah James.
Kampanye Rumah Persembahan untuk Ibu ini, katanya, berkontribusi positif bagi Program Lima Tahun Aku Bangun Indonesiaku. Program ini bertujuan untuk menjangkau 60.000 keluarga berpenghasilan rendah selama periode 2014-2018.