Bisnis.com, PADANG— Melambungnya harga bahan makanan di dua kota di Sumatra Barat, Padang dan Bukittinggi selama sebulan terakhir menyebabkan inflasi Januari di daerah tersebut mencapai 1,90%, lebih tinggi dari inflasi nasional 1,07%.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumbar menunjukkan laju inflasi Kota Padang mencapai 1,89% sementara inflasi Kota Bukittinggi mencapai 1,95%.
Kepala BPS Sumbar Yomin Tofri mengakui tersendatnya arus mobilitas barang akibat kemacetan di jalur Padang-Bukittinggi menyebabkan terjadi lonjakan harga beberapa komoditas bahan makanan.
“Penyebab utama karena arus barang yang tidak lancar, terutama di jalur Padang-Bukittinggi itu. Belum lagi cuaca yang belum menguntungkan, dan belum waktunya panen, menyebabkan inflasi Sumbar cukup tinggi,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (3/2/2014).
Dia mengatakan terhambatnya mobilitas barang itu menyebabkan kenaikan harga sejumlah bahan makanan di tingkat eceran. Seperti cabai merah, beras, dan daging ayam.
“Di Kota Padang yang naik itu adalah cabai merah, beras, bahan bakar rumah tangga, daging ayam, sayuran, dan telur ayam ras. Di Bukittinggi kenaikan terjadi pada cabe merah, beras, daging sapi, ikan tongkol, dan tomat,” ujarnya.
Data BPS menunjukkan, kelompok bahan makanan menyumbang inflasi sebesar 4,89% di Kota Padang. Dari 11 subkelompok dari kelompok memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap inflasi Sumbar.
Kontribusi terbesar disumbang kelompok bumbu-bumbuan sebesar 13,91%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 8,07%, subkelompok padi-padian dan umbi-umbian sebesar 6,39%, subkelompok daging sebesar 3,05%, sayur-sayuran sebesar 2,98%, telur, susu sebesar 2,86%, ikan segar sebesar 0,74%.
Sementara di Bukittinggi, kelompok bahan makanan menyumbang sebesar 5,70%. Inflasi tertinggi disumbangkan subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 20,54%, subkelompok daging sebesar 9,66%, sayuran 4,47%, padi-padian 4,25%, ikan segar 3,75%, lemak dan minyak 0,95%, dan telur dan susu sebesar 0,65%.
“Agar inflasi terjaga, pemerintah mesti bisa menjamin mobilitas barang tidak terhambat. Karena harga di lapangan rentan sekali bergolak,” ujarnya.
Secara umum, inflasi Sumbar sepanjang Januari dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan sebesar 4,89% di Padang dan 5,70% di Bukittinggi, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,21% di Padang dan 0,11% di Bukittinggi, kelompok perumahan ,air, listrik, gas, dan bahan bakar menyumbang inflasi sebesar 1,37% di Padang dan 1,95% di Bukittinggi.
Selain itu, kelompok sandang menyumbang sebesar 0,41% di Padang dan 0,79% di Bukittinggi, kelompok kesehatan sebesar 0,17% di Padang dan deflasi -0,27% di Bukittinggi, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga berkontribusi sebesar 0,24% di Padang dan 1,20% di Bukittinggi, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,39% di Padang dan 0,04% di Bukittinggi.