Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

1.142 Ha Sawah di Sumbar Terancam Gagal Panen

Balai Pengendali Hama Penyakit Tanaman (BPHPT) Dinas Pertanian Sumatra Barat mencatat sedikitnya 1.142 ha sawah diprediksi gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Bisnis.com, PADANG - Balai Pengendali Hama Penyakit Tanaman (BPHPT) Dinas Pertanian Sumatra Barat mencatat sedikitnya 1.142 ha sawah diprediksi gagal panen akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

Arzal, Kepala BPHPT Dinas Pertanian Sumbar, mengatakan serangan OPT ini masih akan terus berlanjut sepanjang Januari-Juni 2014. "Selama Januari-Juni 2014, serangan hama ini masih sangat tinggi," katanya, Selasa (28/1/2014).

Dia menyebutkan potensi serangan hama terbesar adalah tikus dengan luas kerusakan bisa mencapai 444 ha. Serangan hama tikus dengan kriteria berat terkonsentrasi di Kabupaten Agam, Pasaman, Lima Puluh Kota, Pesisir Selatan dan Tanah Datar.

Hama lainnya yang merusak adalah wereng cokelat yang diprediksi menyerang pada 20 wilayah pengamatan di Sumbar, dengan luas lahan serangan mencapai 93 ha. Serangan dengan kriteria berat terkonsentrasi di Agam, Pasaman Barat, dan Dharmasraya.

"Di daerah yang terserang hama wereng coklat itu, berpeluang menyebabkan terserang penyakit virus kerdil rumput yang disebabkan oleh grassy stunt virus," ulasnya.

Selain itu, ada pula serangan penggerek batang padi atau scirpophaga sp WLK. Hama ini diperkirakan menyerang sebagian besar wilayah pengamatan di Sumbar. Luas serangan diprediksi mencapai 153 ha, terutama di Kabupaten Agam, Pesisir Selatan, Tanah Datar, dan Kota Padang.

Selanjutnya, kata Arzal adalah serangan penyakit blas, yang diperkirakan merusak 248 ha lahan, yakni di Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Limapuluh Kota, Pesisir Selatan, Sijunjung, Dharmasraya, Tanah Datar, Solok, Solok Selatan, dan Kota Sawahlunto.

Terakhir serangan penyakit tungro yang disebabkan oleh rice tungro bacillium virus, dan rice tungro spherical virus. Luas lahan serangan mencapai 203 ha di hampir sebagian Sumbar.

"Estimasi kerugian akibat serangan OPT bisa mencapai 2.210 ton, atau jika diuangkan bisa mencapai Rp8,84 miliar," kata Arzal.

Menurutnya, untuk mengurangi resiko serangan hama, masyarakat harus lebih pintar memilih varietas bibit unggul, pemupukan, pengairan, dan teknis budidaya tanaman lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Heri Faisal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper