Bisnis.com, DAVOS - Dalam beberapa sesi yang memfokuskan pada ekonomi global, para pemangku ekonomi yakin bahwa pemulihan ekonomi akan menguat, AS menunjukkan pertumbuhan yang kuat.
Jacob J. Lew, Menteri Keungan AS memperkirakan AS tumbuh 3%, tetapi dia juga memperingatkan Kongres dapat menciptakan ‘krisis palsu’ dengan gagalnya meningkatkan ambang batas kredit dengan cepat.
Mario Draghi, President Bank Sentral Eropa memperingatatkan saat Eropa membaik, pemerintah harus memiliki komitmen untuk melakukan reformasi struktural.
Sementara itu, Alexandre Tombini, Gubernur Bank sentral Brasil menekankan pentingnya perhatian terhadap kemungkinan volatilitas pasar modal dan pasar uang karena kurangnya koordinasi dalam tapenring, yang dilakukan oleh AS dan perkonomian lain.
“Risiko baru termasuk bagaimana tapering terjadi, dengan kecepatan berapa, bagaimana dikomunikasikan, dan efek lanjutannya,” kata Christine Lagarde, Managing Director of the International Monetary Fund (IMF) dalam sesi pleno outlook ekonomi global.
Pada sesi yang lain, Lagarde melontarkan isu gender, yang merupakan fokus lain dalam pertemuan ini. “Posisi peremuan semakin membaik, tetapi kami harus menjaganya. Kami belum mendapatkan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, ini yang harus diselesaikan.”
Dia menyambut baik komitmen yang dibuat oleh Shinzo Abe, Perdana Menteri Jepang, yang dalam sambutannya yang akan membuat negaranya “di mana perempuan akan bersinar. Pada 2020, 30% dari posisi utama di Jepang akan diduduki oleh perempuan.
Lingkungan menjadi priotas penting lagi dalam pertemuan WEF. The Ellen MacArthur Foundation and the World Economic Forum meluncurkan Project Mainstream, sebuah program untuk membantu perubahan bisnis menjadi ekonomi sirkular yang dapat menghemat bahan baku US$500 juta dan 100 ton sampah secara global.
Timur Tengah juga mendapat perhatian khusus di Davos. Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani memberikan sambutan mengenai persahabatan, keterlibatan, kerja sama dan koeksitensi damai kepada partisipan.
Dia menekankan bahwa Iran tidak akan menerima diskriminasi karena mengembangkan nuklir unruk kepentingan damai, dan meminta negara-negara menciptakan situasi yang kondusif di Suriah dan melakukan pemilu yang fair.