Bisnis.com, SURABAYA - Berjajar pernak-pernik kaca yang menghiasi meja di sudut pameran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Jawa Timur itu menarik perhatian sejumlah pengunjung mall Grand City Surabaya. Namun, butuh bantuan promosi pemerintah.
Bentuk dan kilau ornament kaca itu pun membuat pengunjung memilih berhenti untuk membeli atau sekedar memperhatikan perajin ornament kaca yang tengah berkreasi.
Entah dari mana kerajinan berbasis kaca ini berasal. Namun, menurut dua perajin asal Gresik Jawa Timur yang mengikuti pameran UMKM itu mengklaim jika kerajinan tersebut dipelopori oleh para perajin kaca di Gresik.
Didik Sugiono, seorang perajin ornament kaca itu mengaku bahwa kerajinan itu diadopsi dari luar negeri yang kemudian dikembangkan di Indonesia.
“Awalnya sekitar 1999 saya hanya belajar dari pengusaha Malaysia. Mereka meminta saya untuk membuatnya dan menjualnya dengan harga yang ditentukan oleh mereka juga,” ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (5/12/2013).
Namun, setelah Didik banyak mempelajari bisnis kerajinan ornament kaca, dia pun sadar jika keuntungan yang diperoleh pengusaha Malaysia itu terlalu banyak lantaran Didik diminta menjual produk yang sangat mahal.
“Setelah saya hitung-hitung, harga jualnya terlalu jauh dari biaya produksi. Pantas saja, konsumen tidak berminat karena harganya yang mahal,” ujarnya.
Didik dan rekannya Sujud Setya Budi pun mulai merintis usaha kecil itu sendiri di Menganti, Gresik dengan nama Kacakraft Collection. Mereka mulai memasarkan hasil karyanya pada 2006 hingga sekarang. Omset yang diperoleh dari kerajinan ini juga mencapai Rp15 juta per bulan.
Kerajinan yang mengesankan sebuah kemewahan ini membutuhkan kreatifitas tinggi. Belajar membuatnya pun membutuhkan waktu yang cukup panjang sekitar 7 bulan dan di tingkat mahir butuh waktu 2 tahun.
Perajin kaca ini kerap kali mengalami dilema lantaran harga bahan baku kaca pirex harus mengikuti nilai tukar rupiah terhadap dolar. Bahan baku kaca ini dibeli Didik seharga Rp3 juta per box, atau berisi sekitar 15 kg.
“Kalau dolar naik, otomatis kami bahan baku menjadi semakin mahal karena kaca jenis pirex ini harus impor sedangkan di dalam negeri sendiri masih kurang pasokan,” kata Didik.
Meski harga bahan baku seperti kaca dan gas untuk peleburan kaca ini naik, tetapi Didik tidak begitu saja menaikan harga jual produk ornament. Dia khawatir, jika menaikan harga bisa membuat pelangganya mundur.
"Tapi untuk ornament yang pesanan, mungkin kami hitung ulang biaya produksi dan harga jualnya supaya tidak terlalu rugi," ujarnya.
Dalam proses pembuatannya, Didik menggunakan api dengan panas 1.500 derajat celsius untuk melebur kaca batangan. Setelah kaca mencapai panas 780 derajat celsius, baru lah kaca itu dibentuk sesuai dengan kreasi.
"Untuk pewarnaan menggunakan pewarna keramik yang dilebur dengan kaca sebelum dibentuk.
Dalam sehari, setiap perajin ini mampu mengerjakan 30-40 produk bergantung ukuran. Untuk ornament berukuran paling kecil bisa dikerjakan dalam waktu 5 menit dan ukuran paling besar dengan tinggi 60 cm mampu dikerjakan 4 hari.
Beragam bentuk ornament kaca seperti model binatang, bunga dan buah hingga manusia buatan perajin ini dijual mulai Rp15.000 hingga Rp5 juta.
Didik berharap melalui pameran UKM yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur ini bisa mendorong pengusaha kecil untuk lebih maju ke tingkat nasional bahkan internasional.
Apalagi, pemasaran kerajinan kaca ini masih di sekitar wilayah Surabaya dan sekitarnya, meskipun sebagian kecil ada eksportir yang kerap memborong hasil karya perajin Gresik untuk dijual kembali ke luar negeri. "Kami butuh bantuan promosi dari pemerintah," imbuh Didik.
Bisnis Pernak-Pernik Kaca Butuh Bantuan Promosi
Berjajar pernak-pernik kaca yang menghiasi meja di sudut pameran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Jawa Timur itu menarik perhatian sejumlah pengunjung mall Grand City Surabaya. Namun, butuh bantuan promosi pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Martin Sihombing
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 menit yang lalu
Kuasa Hukum Tom Lembong: Jokowi Tak Pernah Protes Izin Impor Gula
5 menit yang lalu
4 Cara Menonaktifkan WhatsApp Sementara dan Permanen
16 menit yang lalu
Capim Poengky Indarti: KPK Harus Bisa Kembalikan Kepercayaan Publik
31 menit yang lalu