Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Perjuangan Pensiunan Pertamina (OP3) terus berjuang meminta keadilan terhadap manajemen Pertamina terkait kelayakan uang bulanan yang diterima organisasi tersebut.
Yusuf Wahyudi, Ketua OP3 mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan hak layak selaku pensiunan perusahaan minyak dan gas milik pemerintah tersebut.
"Kami akan terus bersuara agar ribuan pensiunan Pertamina mendapatkan uang bulanan yang sesuai," katanya kepada Bisnis, Senin (3/12/2013).
Menurutnya, hampir semua pensiunan Pertamina era 2003 ke bawah mendapatkan uang bulanan yang tidak sepadan dengan kebutuhan hidup. Sementara pensiunan dari era 2003 ke atas mendapat jatah lebih besar.
Pihaknya mengklaim pernah menerima uang bulanan dari Pertamina sebesar Rp211.000. Beruntung setelah bernegosiasi dengan Menteri BUMN era Mustafa Abubakar, uang bulanan yang diterima OP3 mendapatkan peningkatan Rp100.000-Rp200.000. "Tetapi uang sebesar itu cukup untuk apa," paparnya.
Yang lebih menghawatirkan lagi, katanya, tak sedikit pensiunan Pertamina menjadi gembel di kawasan Tanjung Priok Jakarta dan sejumlah tempat lainnya.
Mereka menjadi gelandangan untuk mendapatkan nafkah bagi kehidupan kesehariannya. Padahal, pensiunan Pertamina yang notabene kini lansia itu memiliki andil bagi perusahaan minyak dan gas yang pernah menjadi 11 terbesar dunia.
Pihaknya terus mencoba melakukan pendekatan agar uang bulanan yang diterima anggota OP3 mencapai angka ideal. Sayang, Yusuf tidak menyebutkan berapa angka ideal tersebut. "Yang jelas, minimal mencapai angka Upah Minimum Provinsi (UMP) terendah," paparnya.