Bisnis.com, JAKARTA—Tim penyelamat korban bencana topan Haiyan Filipina terus mengerahkan bantuan di tengah guyuran hujan yang menghalangi proses evakuasi.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisikan (BMKG) Indonesia memprediksikan topan yang sama tidak akan bergerak ke Indonesia.
Terkait topan dahsyat tersebut, hingga kini belum diperoleh kepastian korban jiwa kendati angka yang disebutkan pemerintah telah melampaui 10.000 orang tewas.
Presiden Filipina kemarin mengumumkan keadaan darurat dan meminta warga setempat untuk bersabar.
Sementara itu, sejumlah bandara kembali dibuka untuk layanan penerbangan dan bantuan makanan mulai mengalir ke tempat-tempat bencana yang sebagian sudah bisa diakses sebagaimana dikutip Bolomberg, Rabu (13/11/2013).
Kehancuran akibat bencana itu akan mengganggu perekonomian negara tersebut karena diperkirakan sebanyak 9,7 juta orang terkena dampaknya. Salah satu dampak negatif terhadap perekonomian adalah munculnya aksi penjarahan meski aparat keamanan terus melakukan pengamanan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi topan super Haiyan tidak akan menuju dan memberikan dampak langsung bagi Indonesia.
Namun demikian, bagian utara wilayah Indonesia akan terkena dampak berupa gelombang tinggi dan hujan.
"Dampak secara langsung tidak ada, tapi sebelah utara Indonesia akan terkena, karena bagaimanapun juga badainya besar sekali, yaitu berupa gelombang tinggi dan hujan," kata Kepala BMKG Andi Eka Sakya Senin lalu.
Topan Haiyan menerjang Filipina pada Jumat 8 November 2013 pekan lalu dan memporak-porandakan beberapa pulau di negara tersebut. Akibatnya Kota Tacloban yang berada di pinggir pantai mengalami kerusakan parah.