Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Keterpurukan Indonesia Akibat Korupsi

Penangkapan dan pengungkapan kasus suap di Bea Cukai yang bermula dari laporan PPATK sesungguhnya tidak mengejutkan
/Antara
/Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Penangkapan dan pengungkapan kasus suap di Bea Cukai yang bermula dari laporan PPATK sesungguhnya tidak mengejutkan.

Publik memang sudah lama memersepsikan institusi yang berada di bawah Kementerian Keuangan itu sebagai salah satu wilayah yang rawan dari tindak pidana korupsi.

Bukan hanya dugaan suap, di dalam rekening Heru ditemukan transaksi mencurigakan hingga Rp60 miliar. Penangkapan Heru itu, menurut polisi, terjadi berkat  penelusuran Pusat  Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

PPATK pun sudah lama menyerahkan data rekening mencurigakan tersebut kepada penegak hukum. Namun, hasil pengusutan dan pengungkapan serta penindakan atas hal itu tidak sebanyak yang diharapkan.

Kebijakan remunerasi di lingkungan Kemenkeu, yang membuat para pegawai lebih sejahtera secara finansial, memang belum bisa dikatakan gagal dalam mengurangi motif korupsi para pegawai. Namun, kita juga belum melihat kebijakan itu mencapai efektivitas yang diharapkan.

Lembaga-lembaga pemerintah yang telah menerima tunjangan remunerasi tidak boleh taken for granted bahwa remunerasi merupakan resep mujarab mencegah korupsi. Para petingi lembaga-lembaga itu harus proaktif  membantu penegak hukum membersihkan lembaga mereka dari pegawai rakus bermental maling.

Korupsi yang marak terungkap belakangan ini telah menyebabkan keterpurukan bangsa Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan berbangsa dan bernegara semakin dalam. Korupsi terjadi pada setiap tingkatan.

Korupsi ini bukan hanya pada satu tingkat tertentu saja, akan tetapi korupsi ini sudah merambah, merajalela dan merasuki semua lini kehidupan, sehingga pencegahan dan pemberantasannyapun memerlukan langkah-langkah sistemik dan komprehensif.

Perbuatan korupsi sebagaimana tersebut di atas, diperparah lagi dengan maraknya saudara kembar korupsi, yaitu kolusi dan nepotisme (KKN), akibatnya lengkaplah sudah tikus-tikus busuk yang setia setiap saat menggerogoti bangsa Indonesia dan menghantarkannya ke jurang keterpurukan yang sangat mengerikan, sehingga bangsa Indonesia tidak diperhitungkan lagi sebagai sebuah negara yang berperadaban di antara negara-negara lainnya di dunia.

Untuk mengantisipasi penularan wabah dari penyakit korupsi itu sekaligus untuk mencegah dan menanggulanginya, maka diperlukan langkah-langkah sistematis dan bersama oleh semua komponen bangsa baik perorangan maupun secara kelembagaan. Dengan demikian, penularan wahab penyakit korupsi itu dapat ditekan seminimal mungkin, kalau tidak dihilangkan sama sekali.

Yohanes Wawengkang
Jl. Margonda Raya No.46 Depok Jawa Barat


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper