Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah gegap-gempita usulan pencalonan Jokowi sebagai capres 2014, akhir pekan ini dunia perpolitikan nasional mendapat wacana baru pemasangan capres-cawapres yang bobot popularitas dan elektabilitasnya diperkirakan bisa menghadang laju jagoan dari PDIP itu
Siapa tokoh tersebut? Mereka adalah pasangan mantan Wapres Jusuf Kalla dengan raja dangdut Rhoma Irama.
Wacana pemasangan kedua tokoh yang dikenal luas oleh publik ini mengemuka dalam pertemuan Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Mushalla Indonesia di Jakarta, Jumat (1/11/2013) petang.
Dalam pertemuan tadi, baik JK maupun Rhoma mengaku tidak mempersoalkan, jika pasangan keduanya nanti maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Mengapa tidak, jika memang takdirnya seperti itu," ujar Rhoma selepas bertemu Jusuf Kalla di Kantor Dewan Masjid Indonesia seperti dikutip Antara.
Sejauh ini partai yang menghembuskan keinginannya untuk meminang kedua tokoh nasional ini adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Bahkan sebelas Dewan Perwakilan Daerah PKB telah meminta Ketum partai tersebut Muhaimin Iskandar untuk mencalonkan JK sebagai capres 2014.
Lantas, apakah JK menerima? Menurut mantan Ketum Partai Golkar itu pencalonan dirinya sebagai salah satu capres PKB merupakan wacana amanah.
"Amanah itu baru bisa dilaksanakan setelah pemilihan legislatif. Mengatakan siap dan tidak itu, setelah April 2014," paparnya.
PERBANDINGAN HASIL SURVEI
Sebenarnya bagaimana posisi JK, Rhoma dibandingkan tokoh fenomenal Jokowi dalam berbagai survei capres?
Menurut catatan Bisnis, survei capres yang digelar Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) September lalu menempatkan Jokowi di posisi teratas dengan perolehan suara 45,8%. Di bawahnya (10,8%) responden tidak menjawab.
Posisi Jusuf Kalla berada di tempat ketiga dengan perolehan suara 9%. Dia membawahi Dahlan Iskan (7,5%), Prabowo Subianto (6,8%), Mahfud MD (5,8%), Wiranto (3,6%), Aburizal Bakrie (2,4%), Megawati Soekarno Putri (1,8%) dan Chairul Tanjung (1,6%).
Sebagai pembanding, survei capres yang dilakukan Cyrus Network pada 12-14 September 2014 menempatkan Jokowi di posisi nomor wahid (45%). Disusul Prabowo Subianto (13,8%) , Aburizal Bakrie (12,5 %), Wiranto 7%, Megawati Soekarnoputri (5,3%) dan Jusuf Kalla 6,1%.
Di kedua survei tersebut posisi JK masuk dalam 10 besar capres, meski tertinggal jauh dibandingkan dengan ‘raja survei’ Jokowi. Kedua survei tadi tidak menyebut nama Rhoma Irama dalam 10 besar..
Nama raja dangdut terlihat muncul dalam survei capres yang dilaksakanakan Lembaga Klimatologi Politik (LKP). Dalam survei LKP Agustus, lagi-lagi Jokowi berada di peringkat teratas dengan perolehan suara 19,6%.
Di urutan kedua Wiranto (18,5%), ketiga Prabowo Subianto (15,4%), disusul Jusuf Kalla (7,6%), Aburizal Bakrie (7,3%), Megawati (6,1%), Dahlan Iskan (3,4%), Rhoma Irama (3,4%), Mahfud MD (3,3%), Hatta Rajasa (2,5%) dan Surya Paloh (2,4%).
Melihat fenomena ketiga survei capres tadi, tampaknya pasangan JK-Rhoma, jika memang dicalonkan, harus bekerja keras untuk merebut hati publik yang sedang kesemsem oleh Jokowi.
Tapi, pemilu legislatif masih menyisakan waktu 6 bulan lagi. Segalanya masih mungkin berubah. Penentuan capres secara resmi baru bisa dilakukan bila parpol pengusungnya mencapai ambang batas pengajuan calon (presidential treshold) sebesar 20%.
"Presidential treshlod itu kan 20%, Bicara pilpres ya harus realistis juga," tegas Rhoma.