Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) meraih Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) sebagai bentuk apresiasi atas komitmennya menjadi perjabat yang bersih dari tindak korupsi dan gratifikasi.
Sebelumnya Ahok merasa terkejut mengapa dia diberikan penghargaan tersebut. Karena jika berkaitan dengan gerakan anti korupsi san gratifikasi di Pemda DKI, seharusnya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) lebih berhak untuk menerimanya.
"Kalau penghargaan yang saya terima ini adalah terkait kinerja Pemda DKI, maka seharusnya yg meraih adalah Pak Jokowi. Namun, dewan juri mengatakan bahwa beliau sudah menerimanya pada tahun 2010 lalu. Kemudian juri menjelaskan bahwa penghargaan ini berbeda, karena sebagai bukti bahwa masih ada pejabat yang bersih." ujarnya ketika menghadiri penerimaan BHACA di Jakarta, Kamis (31/10).
Selain Ahok, BHACA juga memberikan penghargaan kepada Direktur Utama PLN, Nur Pamudji sebagai sosok yang dianggap berhasil dalam menciptakan gerakan PLN bersih dari praktik korupsi dan gratifikasi.
Betti Alisjahbana, Ketua dewan juri menjelaskan alasan mengapa kedua tokoh tersebut dianggap tepat untuk meraih BHACA. Menurutnya tokoh-tokoh yang terpilih haruslah memiliki kriteria sebagai berikut pertama, tokoh tersebut harus bersih dari tindakan suap menyuap. Kedua, dapat melakukan gebrakan atau sosialisasi untuk memberantas praktik korupsi dan gratifikasi.
Achmad santosa, anggota dewan juri mengatakan alasan kedua tokoh tersebut pantas mendapat BHACA.
"Kalau Pak Nur Pamudji berhasil menciptakan atmosfir di PLN untuk anti toleran terhadap praktik korupsi dan kami sangat mengapresiasi tindakannya, sedangkan Pak Ahok berhasil menghindari adanya penyalahgunaan wewenang selama menjadi pejabat," jelasnya.
Anggota dewan juri BHACA lainnya, Agung Pambudhi berpesan kepada kedua tokoh agar langkah-langkah ke depan tetap berkomitmen dalam memberantas praktik korupsi.
.jpg?w=300&h=221)
