Bisnis. com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR Erik Satrya Wardana mengharapkan agar Komisi Pemberantasan Korupsi segera mengusut dugaan penyuapan pejabat di tiga bank BUMN, sehingga dapat mengetahui kemungkinan terjadinya kerugian negara.
"KPK harus memberi perhatian pada kasus ini. Sebab jika ada penyuapan, biasanya ada permainan yang tidak fair, sehingga boleh jadi ada kerugian negara di dalamnya," ujar anggota Fraksi Partai Hanura, Kamis (24/10/2013).
Erik juga meminta kepada Menteri BUMN, Bank Indonesia serta menteri terkait lainnya untuk mengusut kasus yang dianggap memalukan citra bangsa Indonesia dan merugikan perbankan ini.
"Pengungkapan kasus dilakukan, agar tidak hanya menjadi rumor institusi yang merugikan Indonesia di mata dunia," ujarnya.
Sebagaimana diberitakan media, Securities and Exchange Commission (SEC) yang berkantor di Amerika Serikat melansir sebuah dokumen yang menyatakan bahwa Diebold Inc, perusahaan yang bermarkas di Ohio, AS, melalui anak usahanya di Indonesia, diduga melakukan penyuapan terhadap 3 pejabat di bank BUMN untuk mempengaruhi keputusan pembelian mesin ATM.
Dalam laporannya, SEC juga menyampaikan bahwa Diebold berhasil meraup pendapatan hingga US$ 16 juta di Indonesia dalam penjualan mesin ATM ke Bank BUMN.
Bentuk penyuapan tersebut antara lain berupa biaya perjalanan pejabat bank pelat merah itu ke Eropa dan Amerika serta hadiah-hadiah hiburan. Tidak tanggung-tanggung, jumlah dana yang dikeluarkan Diebold Inc, sebagaimana dilansir oleh SEC, mencapai lebih dari US$ 147.000, atau sekitar Rp 1,6 miliar.
Skandal Suap Diebold, DPR Desak 3 Bank BUMN Diusut
Wakil Ketua Komisi VI DPR Erik Satrya Wardana mengharapkan agar Komisi Pemberantasan Korupsi segera mengusut dugaan penyuapan pejabat di tiga bank BUMN, sehingga dapat mengetahui kemungkinan terjadinya kerugian negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Fitri Sartina Dewi
Editor : Bambang Supriyanto
Konten Premium