Bisnis.com, JAKARTA— Presiden Mesir yang dikudeta militer, Mohamed Mursi akan menghadapi pengadilan pada 4 November dengan tuduhan memerintahkan pembunuhan atas pelaku aksi protes, sedangkan Amerika Serikat akan memotong bantuan sebagai cara untuk memulihkan demokrasi di negara itu.
Mursi ditahan di satu tempat rahasia sejak di terguling pada 3 Juli lalu. Jika dia disidang nantinya maka penampilan itu akan menjadi yang pertama di depan publik sejak dia terguling.
Pengadilan itu duduga akan memicu ketegangan baru antara kelompok pendukung Ikhwanul Muslimin dan pemerintah yang didukung militer. Kondisi tersebut akan memperburuk stabilitas politik dan mengancam kunjungan wisatawan dan investasi ke negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Jazirah Arab.
Pendukung Mursi dan aparat keamanan terlibat aksi kekerasan Minggu lalu sebagai salah satu aksi berdarah paling keji sejak Mursi terjungkal dari kursi kekuasaannya. Sejumlah media melaporkan jumlah korban tewas mencapai 57 orang dan korban luka-luka sebanyak 391 orang sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (10/10/2013).
Amerika Serikat akan mengurangi bantuan militernya ke negara itu kecuali untuk melawan aksi teroris. Selain itu bantuan itu juga harus bertujuan untuk mengamankan Semenanjung Sinai yang berbatasan dengan Israel. (ltc)