Bisnis.com, JAKARTA—Menteri Pertahanan Mesir, Abdelfatah al-Seesi mengatakan pihak militer tidak akan menolerir penghancuran atas negara setelah jumlah korban tewas akibat krisis politik di negara itu mencapai hampir 900 orang.
Pernyataan Abdelfatah al-Seesi tersebut dikeluarkan di tengah munculnya laporan sedikitnya 36 tahanan ditembak mati saat menuju penjara. Para pendukung presiden terguling, Mohamed Mursi kembali menggelar aksi protes kemarin setelah kerusuhan mencapai puncaknya pada 14 Agustus lalu pada saat aparat keamanan membongkar tenda-tenda pelaku aksi ptotes.
Aksi kekerasan terakhir yang menyebabkan korban tewas terjadi setelah aparat bersenjata bakutembak dengan laskar pengawal konvoi yang membawa lebih dari 612 orang tahanan di Kairo, menurut kantor berita Middle East News Agency.
Insiden itu menunjukkan terjadinya eskalasi kekerasan akibat krisis politik yang terjadi sejak Mursi Terguling pada 3 Juli lalu. Aksi itu diikuti oleh tindak kekerasan terhadap pendukung Mursi dari kalangan Ikhwanul Muslimin.
Dalam satu pernyataan sebelumnya, sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (19/8/2013), Kementerian Dalam Negeri menyatakan para tahanan dari kalangan Ikhwanul Muslimin tersebut berupaya melarikan diri saat diangkut ke penjara Abu Zaabal di Provinsi Qalyubia.
Konflik tersebut akan sulit dihentikan dalam waktu dekat, menurut laporan laman Aliansi Anti-kudeta yang terdiri dari para anggota Ikhwanul Muslimin dan sekutu kelompok Islam. Menurut laman tersebut telah terjadi pelanggaran hak azasi manusia terang-terangan dan penanganan para tahanan yang tidak benar.