Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat dan Rusia mulai berunding kemarin terkait program penyerahan senjata kimia Suriah yang diajukan Moskow, namun Menlu AS John Kerry menekankan peluang serangan milter tetap terbuka jika upaya diplomatik gagal.
"Ini bukan sebuah permainan," ujar Kerry setelah memulai pembicaraan dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov di Jenewa sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (13/9/2013). Pembicaraan itu bertujuan bagaimana mengefektifkan program yang diajukan Rusia untuk menghapuskan senjata kimia di Suriah.
AS dan sekutunya menyatakan pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melakukan serangan menggunakan gas sarin terhadap kelompok pemberontak. Sementara Rusia dan Suriah mengatakan gas itu justru digunakan oleh kelompok pemberontak sehingga menewaskan lebih dari seribu orang, termasuk 400 anak-anak.
Sementara itu PBB telah menerima dokumen dari dari Suriah untuk ikut dalam kesepakatan anti senjata kimia. Dokumen itu dicurigai sebagai taktik untuk menghindari serangan dari AS.
Langkah itu akan menjadikan Suriah sebagai satu dari tujuh negara di luar konvensi internasional 1997 yang melarang menyimpan senjata kimia. Sejumlah negara lain yang dicurigai menyimpan senjata kimia termasuk Mesir, Israel dan Korea Utara.