Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Pekanbaru diprediksi 0,3%-0,6%

Bisnis.com, PEKANBARU—Bank Indonesia Provinsi Riau memperkirakan inflasi di Kota Pekanbaru pada September 2013 melambat di kisaran 0,3%—0,6%, lebih rendah dari realisasi inflasi pada Agustus 2013 sebesar 0,8%.

Bisnis.com, PEKANBARU—Bank Indonesia Provinsi Riau memperkirakan inflasi di Kota Pekanbaru pada September 2013 melambat di kisaran 0,3%—0,6%, lebih rendah dari realisasi inflasi pada Agustus 2013 sebesar 0,8%.

Sementara untuk inflasi tahunan pada September 2013, diperkirakan di kisaran 7,8%—8,2% (year on year). Pada Agustus 2013, realisasi inflasi tahunan mencapai 7,49% (year on year).

Irwan Zubir, Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Provinsi Riau mengatakan inflasi September akan lebih rendah disebabkan sudah ada keseimbangan harga-harga pasca second round effect kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

“Pada September kami perkirakan tetap ada inflasi, tapi kami prediksi inflasinya stabil,” ujar Irwan dalam paparan di kantornya, Selasa (3/9/2013).

Irwan menjelaskan ada beberapa faktor yang bisa memicu inflasi menyentuh batas atas 0,6% atau batas bawah 0,3%.

Inflasi bisa menyentuh batas atas 0,6% karena dipicu oleh belum membaiknya ekspektasi di tingkat pelaku usaha, sejalan dengan risiko gangguan pasokan dan kondisi ekonomi.

Sedangkan, inflasi diprediksi bisa menyentuh batas bawah 0,3% karena pemicu inflasi pada Agustus tidak ditemui lagi pada September.

Pada bulan ini diperkirakan mulai masuk siklus musim panen bawang merah di sentra produksi di Pulau Jawa.

“Inflasi bisa menyentuh batas bawah juga karena sudah ada solusi dini dari TPID [Tim Pengendalian Inflasi Daerah] Kota Pekanbaru untuk menjaga supply-demand, yang dihasilkan melalui koordinasi dengan berbagai instansi terkait,” jelasnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat laju inflasi Kota Pekanbaru pada Agustus 2013 sebesar 0,8%, turun dari Juli 2013 yang sebesar 1,96%.

Kepala BPS Provinsi Riau Mawardi Arsyad mengatakan kelompok pengeluaran bahan makanan menyumbang andil inflasi paling besar di Pekanbaru, yakni hingga 0,31%.

Beberapa komoditas yang memberi andil inflasi Kota Pekanbaru pada Agustus 2013 adalah angkutan antarkota, bawang merah, tarif listrik, emas perhiasan, dan daging ayam ras.

Meski demikian menurut Irwan, inflasi 0,8% masih sesuai perkiraan Bank Indonesia. “Inflasi Agustus 2013 sebesar 0,8% masih sesuai perkiraan kami,” ujarnya.

Menurutnya, penyebab inflasi bulan lalu adalah administered price karena kenaikan harga BBM yang menyebabkan naiknya tarif transportasi angkutan antarkota, serta akibat volatile food berupa terbatasnya pasokan bawang merah.

“Sentra produksi bawang merah masih di Pulau Jawa seperti Tegal, Brebes, Pekalongan, dan Pemalang. Agustus kemarin di sana belum panen, sehingga pasokan ke Pekanbaru berkurang,” jelasnya.

Selain bawang merah, komoditi daging ayam ras juga menyebabkan inflasi di Kota Pekanbaru pada Agustus lalu.

Pasalnya, pakan ternaknya terutama jagungnya masih diimpor, sementara pada Agustus lalu terjadi pelemahan nilai tukar rupiah. Akibatnya, harga pakan ternaknya jadi naik.   (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper