Bisnis.com, JAKARTA—Mabes Polri menyebut empat peristiwa penembakan misterius terhadap anggotanya dalam tempo 3 pekan terakhir ini adalah ulah gembong teroris. Pembalasan dendam terhadap korps Bhayangkara itu disebut-sebut menjadi motif utamanya.
Kabiro Penerangan Masyarkat (Karo Penmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan adanya indikasi keterkaitan pelaku penembakan tersebut dengan jaringan teroris, tetapi bisa dikatakan berkaitan secara langsung.
“Bisa jadi kaitan dengan kelompok berbeda tapi dengan misi teror, memberi efek rasa tidak aman. Yang jelas, ini perbuatan yang masuk tindak extraordinary crime [kejahatan luar biasa], yakni terorisme,” ujarnya, Minggu (18/8/2013).
Adapun mengenai keterkaitannya bahwa pelaku merupakan sisa-sisa teroris yang mendapatkan pelatihan di Poso, Sulawesi Tengah, Boy tidak menampiknya.
Pasca pembubaran pusat pelatihan, peserta pelatihan kembali ke daerahnya, yaitu Sulawesi Selatan, Jawa Tengah.
Menurutnya, pelaku bisa saja mengarakah ke jaringan teroris Poso karena memiliki kesamaan modus operandi dan jenis peluru yang digunakan.
“Ini sama seperti penyerangan terhadap patroli Brimob di Poso. Sudah ada niatan serangan-serangan ke anggota (polisi)," ujar Boy.
Untuk diketahui , sebelumnya aksi penyerangangan terhadap kepolisian pernah terjadi dalam aksi bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulteng, Senin pagi (3/6) sekitar pukul 8.03 WITA.
Boy menjelaskan teror di wilayah hukum Polda Metro Jaya ini sebenarnya pengulangan dari insiden penyerangan terhadap anggota Polisi di Poso.
Misalnya, penghadangan terhadap satu regu anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah yang sedang berpatroli di kawasan Tambarana, Poso, 20 Desember 2012.
Pelaku diperkirakan 15 orang yang dilengkapi senjata laras panjang. Empat anggota tewas. Dua bulan sebelumnya, dua petugas polisi Briptu Andi dan Brigadir Suherman ditemukan tewas di Dusun Tamanjeka,Gunung Biru, Poso, setelah raib beberapa hari saat melakukan pengintaian.
Polri menyebut para pelaku tersebut sebagai peserta pelatihan teroris Poso yang dendam dengan Polisi karena terus menangkapi kawan-kawan mereka.
Sementara itu, mengenai perbedaan serangan, modus operandi di Tangerang Selatan sedikit berbeda dibandingkan dengan Poso.
Saat ini, lanjutnya, arah tembakan di Tangeran Selatan diarahkan dari belakang, setelah diikuti dengan sepeda motor, sedangkan di Poso sebelumnya tembakan diarahkan dari samping atau depan.
“Senjata yang digunakan juga jenis laras pendek. Menyesuaikan dengan lokasi di kota. Cepat ketahuan nanti kalau pakai laras panjang," terangnya.