Bisnis.com, JAKARTA -Akademi Forex pertama dan terbesar di Asia FX1 memprediksikan kepercayaan pasar terhadap saham Amerika Serikat menurun akibat dampak dari data tenagaa kerja di AS yang terus menurun.
CEO dan Pendiri FX1 Mario Sant Sing menerangkan data tenaga kerja di AS dalam beberapa pekan terakhir mempunyai tren yang sangat mengecewakan. Dia mengatakan, meskipun adanya prediksi penurunan tetapi dolar AS masih tetap kuat hasil imbas dari dirilisnya Automatic Data Processing (ADP) dan data Produk Domestik Bruto awal pekan ini.
“Sebenarnya peluang ke arah yang lebih baik akan terjadi pada Desember nanti karena berbagai ketidakpastian masih terjadi,” ujar Mario dalam rilisnya yang diterima Bisnis, Rabu (7/8/2013).
Dia menerangkan, pertumbuhan pada pasar tenaga kerja belum melebihi proyeksi Fed. Dalam 12 bulan terakhir, NFP rata-rata tumbuh 191k per bulan, menurunkan tingkat pengangguran menjadi 0,6 persen. proyeksi terbaru Fed mengenai tingkat pengangguran adalah 7%, dari 7,6 % pada pertengahan 2014.
Mario mengatakan dolar akan menguat jika Fed memilih tidak meluncurkan kebijakan tappering pada September ini. Jika kebijakan tappering dikeluarkan pada September, sambungnya, maka imbal hasil obligasi bisa jatuh lebih dalam. “Segera setelah pengumuman, kami bisa mengharapkan nilai imbal hasil di AS turun. saya yakin Fed ingin membentengi diri dari faktor negatif ini, sama seperti yang kita lihat bulan lalu,” katanya.