Bisnis.com, JAKARTA- Pantauan terbaru Prapancha Research (PR) terhadap social media menemukan bahwa Gus Dur adalah sosok yang dirindukan kepemimpinan dan pemikirannya dibandingkan dengan Soeharto.
Berdasarkan pemantauan PR di social media 2 tahun ke belakang, dari semua ujaran perihal Gus Dur yang dikicaukan ulang di atas 50 kali, sebanyak 38% di antaranya berujar tentang pemikiran atau kutipan yang mempromosikan toleransi, 24% kekaguman pribadi akun terkait pada sang tokoh.
Sebanyak 16% pemikiran atau kebijakannya mengelola negara, 5% guyonan atau keseharian menariknya, dan 16% sisanya lain-lain.
“Gus Dur yang banyak diperbincangkan oleh orang-orang terkait kebijakan dan gagasannya yang tak biasa, justru menuai sentiment positif, yang tidak ditemukan terhadap figur-figur presiden lain pasca-Soekarno.” ujar Chief of Issues and Analytical Engineering Prapancha Research Adi Ahdiat dalam siaran persnya, Minggu (21/7).
Temuan ini jmembongkar dugaan awam yang menganggap sejumlah besar masyarakat saat lebih merindukan kepemimpinan gaya Orde Baru. Gus Dur yang sempat memimpin Indonesia selama 21 bulan, ternyata jauh lebih dirindukan dibanding Soeharto yang pernah berkuasa selama 32 tahun melalui pantauan sosial media.
Menurut Adi, seiring maraknya konflik horizontal yang meletup pasca-Orde Baru, kebutuhan masyarakat akan ketenangan dirasa semakin tinggi. Namun, PR menilai masyarakat Indonesia saat ini tidak hanya mendambakan “stabilitas” yang menjadi simbol orde baru. Namun, justru menginginkan sosok yang lebih dari sekadar tegas.
“Mereka menginginkan sosok yang mendekati bayangan ideal seorang bapak bangsa. Yang berusaha menyatukan kemajemukan bangsa bukan dengan kebijakan militeristik, melainkan dengan pendekatan humanis, membela kalangan minoritas, dan memiliki pemikiran-pemikiran visioner. Di antara sosok-sosok yang pernah mengepalai pemerintahan di negeri ini, Gus Dur adalah sosok yang dibayangkan paling dekat dengan kriteria itu,” ujar Adi.
Selain itu, citra nyeleneh Gus Dur juga menjadi nilai tambah tersendiri. Guyonannya, suasana istana yang menjadi santai di masanya, serta ungkapan khasnya, “Gitu aja kok repot,” terbukti menjadi bagian penting dari ingatan publik tentang Gus Dur.
Menurut Adi, ini menjadikan Gus Dur diingat sebagai sosok yang dekat dan tidak mengambil jarak dengan rakyat. Satu hal yang nyaris tidak ada dalam komunikasi politik kita belakangan ini. (Foto:joglonet)