Bisnis.com, ZAATARI - Pengungsi Suriah berang terhadap Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry.
Mereka menuntut AS mendirikan zona larangan terbang dan tempat berlindung yang aman sebagai tempat berlindung.
Saat mengunjungi kamp yang menampung sekitar 115.000 pengungsi di Jordania dengan jarak 12 km dari perbatasan Suriah, Kerry menghabiskan sekitar 40 menit dengan enam pengungsi yang melampiaskan frustasinya kepada masyarakat internasional yang gagal mengakhiri perang saudara Suriah selama lebih dari 2 tahun.
Kerry mengatakan Washington sedang mempertimbangkan berbagai opsi, termasuk zona penyangga untuk melindungi mereka. Namun, situasi tetap kompleks dan masih dalam pertimbangan.
"Di manakah masyarakat internasional? Apa yang kalian tunggu?," kata wanita Suriah, yang tidak memberikan namanya berkata kepada Kerry di kamp pengungsian Zaatari PBB, Kamis (18/7/2013).
"Kami harap anda tidak akan kembali ke AS sebelum anda menemukan solusi atas krisis ini. Setidaknya memberlakukan zona larangan terbang atau embargo,"
"AS, sebagai negara adidaya, dapat merubah permasalahan di Suriah dalam 30 menit setelah anda kembali ke Washington,"
Dengan melambaikan pena di udara dan mengetuknnya di atas meja, wanita itu menyebut bulan puasa Ramadhan yang berakhir dalam 3 minggu.
Dia mengatakan," Pak Menlu, jika situasi tetap tidak berubah sampai akhir Ramadhan, kamp ini akan kosong. Kami akan kembali ke Suriah dan kami akan bertarung dengan pisau,"
"Anda, sebagai pemerintah AS melihat Israel dengan hormat. Tidak bisakah anda melakukan hal sama dengan anak-anak Suriah?"
Kerry mengakui mereka sedang marah saat menemuinya di pengungsian. "Mereka frustasi dan marah pada dunia karena tidak melangkah masuk dan membantu," kata Kerry kepada wartawan.