BISNIS.COM,JAKARTA—Masyarakat Poso di sekitar Jalan Irian, Poso, Sulawesi Tengah mengamuk, setelah sehari sebelumnya seorang terduga teroris bernama Nudin alias Bondan ditembak mati pada Senin (10/6/2013).
“Dampak dari peristiwa, masyarakat melakukan perbuatan anarkis di sekitar tempat dilakukannya penangkapan. Membuat beberapa fasilitas umum rusak dan lalu lintas jalan terganggu,” ungkap Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Kombes Pol Agus Rianto, Selasa (11/6/2013).
Dia mengatakan masyarakat yang mengamuk itu merupakan kerabat Nudin dan masyarakat di sekitar lokasi penangkapan. Mereka bertindak anarkis secara solidaritas tanpa mengerti secara pasti uraian peristiwa penembakan tersebut.
Bahkan, mereka melempari petuga Kepolisian dengan batu dan memblokir jalan. Beberapa baliho di sekitar lokasi juga rusak karena dibakar.
“Beruntung petugas kepolisian tidak menjadi korban saat bentrok. Tadi malam berhasil dinetralisir dan sekarang sudah kondusif. Kepolisian melakukan upaya kepada masyarakat bahwa proses penegakan hukum ini perlu,” tuturnya.
Sebelumnya, tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri berupaya menangkap Nudin alias Bondan yang sedang mengendarai sepeda motor dari Kayamanya menuju Jalan Irian.
Tim Densus berusaha menghentikan, tetapi Nudin melawan dan menabrakkan mobil di depannya. Nudin pun sempat mengeluarkan tembakan dan dibalas dengan tembakan hingga mengenai bagian dadanya dan rongga agak vital.
“Karena melawan dan tidak menutup kemungkinan akan membahayakan orang lain termasuk petugas, akhirnya anggota berusaha melumpuhkan dengan cara memberi tembakan dan meninggal dunia,” paparnya.
Dari peristiwa tersebut, pihaknya berhasil menyita satu senjata api beserta 6 butir peluru.
Agus menyayangkan adanya aksi anarkisme tersebut. Polri mengimbau, apabila masyarakat tidak sependapat dari proses pelaksanaan tugas Polri, ada mekanisme hukum yang dapat ditempuh karena tugas polri berdasarkan hukum dan Undang-undang yang berlaku.
“Kami terbuka menerima masukan dan kritik, sehingga perbuatan yang menjurus anarkis mari dihindari. Sebenarnya kami tidak mau memberikan tembakan, tapi kalau dirasa perlu pasti akan dilakukan terutama untuk mengamankan kondisi keamanan,” tegasnya.
Sementara itu, jenazah Nudin kini sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Palu. Polri menduga Nudin terlibat dengan aksi teroris di Poso, aksi fa’i atau menggalang dana dari perampokan bersama Abu Roban di Jawa Tengah, dan penyuplai kegiatan logistik jaringan Santoso, Asmar, dan Roy di Bima.
“Ini masih dikembangkan, baik dari jaringannya dan Densus 88, dan Polda Sulteng [Sulawesi Tengah] ” jelasnya.