Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURIKULUM BARU: Cegah Prematur, Sebaiknya Diterapkan 2014

BISNIS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR  Herlini Amran mengatakan implementasi kurikulum baru sebaiknya dilakukan pada Juli 2014 untuk mencegah penerapan yang prematur atau terlalu dini dari segi kesiapan. "Penerapan kurikulum baru sebaiknya

BISNIS.COM, JAKARTA -- Anggota Komisi X DPR  Herlini Amran mengatakan implementasi kurikulum baru sebaiknya dilakukan pada Juli 2014 untuk mencegah penerapan yang prematur atau terlalu dini dari segi kesiapan.

"Penerapan kurikulum baru sebaiknya Juli 2014 karena akan 'prematur' bila tetap dilaksanakan tahun ini. Bukti ketidaksiapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengimplementasikan kurikulum baru sudah tampak mulai dari aspek penganggaran, penentuan sekolah sasaran, pengadaan buku serta pelatihan gurunya," kata Herlini melalui siaran pers, Senin malam (27/5).

Herlini menilai pemaksaan implementasi kurikulum baru akan kian memperlebar jurang perbedaan antara sekolah bekas Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dengan sekolah-sekolah biasa lainnya di Tanah Air.

Dia mengatakan pascakisruh Ujian Nasional 2013 dan terungkapnya fakta tambal sulam pengembangan kurikulum, sebaiknya pihak Kemdikbud dapat mengimplementasikan kurikulum baru mulai Juli 2014.

Menurutnya, selama setahun ke depan, Kemdikbud sebaiknya mengoptimalkan penggunaan anggaran sekitar Rp829 miliar (yang sebelumnya dianggarkan sebagai penerapan kurikulum) untuk peningkatan kapasitas para guru, seperti pelatihan dan atau beasiswa bagi guru.

"Hal ini harus dipersiapkan secara maksimal karena para guru itu lah yang akan menjadi ujung tombak implementasi kurikulum baru," katanya.

Di samping itu, ujar dia, hingga Juli 2014 Kemendikbud dapat menyelesaikan konten kurikulum baru beserta dokumennya secara lengkap, utuh dan sistematis serta mengkaji secara sistematis konten buku pelajaran oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) sebelum masuk proses pencetakan.

Selain itu dia meminta Kemdikbud bekerja lebih serius lagi merealisasikan Standar Pelayanan Minimum di setiap satuan pendidikan secara merata di seluruh Indonesia demi terpenuhinya delapan Standar Nasional Pendidikan.

"Andaikan lebih sabar dan lebih matang mempersiapkan Kurikulum Baru selama satu tahun ke depan, saya yakin masyarakat pendidikan Indonesia akan memberikan dukungan penuh kepada Pak Mendikbud dan jajarannya," kata Herlini.

Herlini mengingatkan persiapan kurikulum baru yang terus berubah-ubah jelas memperlihatkan ketidaksiapan jajaran Kemdikbud. Karena itu, dia meminta pemerintah untuk tidak melupakan kegaduhan selama ini.

"Bayangkan ada pengajuan anggaran yang labil seperti itu. Mulai diajukan Rp611 miliar, kemudian berubah menjadi Rp1,45 triliun, tiba-tiba menggelembung sebesar Rp2,49 triliun, lantas turun drastis menjadi Rp604 miliar, dan terakhir dikoreksi menjadi Rp829 miliar," katanya.

Dia menilai dalam mengonstruksi kurikulum pendidikan nasional memerlukan waktu yang cukup dan persiapan matang.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh mengatakan implementasi kurikulum baru akan dilaksanakan Juli tahun ini dan tidak akan mengalami penundaan lagi. Implementasi kurikulum baru akan diujicobakan terlebih dulu di sejumlah sekolah. (Antara)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper