BISNIS.COM, MEDAN - Angka pengangguran di Sumatra Utara tercatat turun tipis sebesar 0,30% pada Februari 2013 yakni sebanyak 387.900 orang menganggur dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya mencapai 413.600 orang.
Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara mencatat jumlah angkatan kerja pada Februari 2013 mencapai 6,45 juta orang yang terdiri dari 6,06 juta orang yang bekerja dan 0,39 juta orang penganggur.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pada Februari 2013 sebesar 72,72% atau turun dari Februari tahun sebelumnya yang mencapai 74,55%.
Kepala BPS Sumut Suharno mengatakan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Februari 2013 tercatat sebesar 6,01%, mengalami penurunan 0,30% jika dibandingkan dengan Februari 2012. Sementara yang termasuk bukan angkatan kerja sebanyak 2,4 juta orang atau naik dari sebelumnya 2,2 juta orang.
"Hal ini menunjukkan bahwa jumlah angkatan kerja dapat terserap pada lapangan pekerjaan yang tersedia,” ujarnya di Medan, Rabu (8/5/2013).
Berdasarkan hasil survei angkatan kerja nasional (Sakernas) pada Februari 2013 menunjukkan sebanyak 49,39% penduduk Sumatra Utara bekerja di sektor pertanian. Komposisi tersebut berkurang sebesar 1,74 poin bila dibandingkan dengan kondisi pada Februari 2012 sebesar 51,13%.
Sektor jasa, lanjutnya, menyerap tenaga kerja sebanyak 38,89% dan sektor industri menyerap sebanyak 11,72%. Secara umum komposisi penduduk menurut lapangan pekerjaan pada Februari 2013 tidak banyak mengalami perubahan yang berarti bila dibandingkan dengan kondisi Februari 2012.
Nurdin Lubis, Sekertaris Daerah Provinsi Sumut, mengatakan perkembangan tenaga kerja di Sumut dari tahun ketahun menujukan perkembangan yang cukup signifikan.
Dia menjelaskan, sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tahun 2014 jumlah penduduk Sumut 15 juta jiwa, terdapat 6,65 juta orang angkatan kerja. Dari angkatan kerja tersebut yang tercatat bekerja sebanyak 6,14 juta orang, sehingga terdapat jumlah pencari kerja mencapai 0,41 juta orang.
“Masih adanya tingkat pengangguran yang tersebar di 33 Kabupaten/kota di Sumut disebabkan pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi, kesenjangan informasi antara perusahaan pengguna tenaga kerja dengan pencari dan tingkat pendidikan dan produktivitas tenaga kerja yang masih relatif rendah,”tutupnya.
PERTUMBUHAN EKONOMI 6,14%
Sementara itu, Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Ateng Hartono menjelaskan pertumbuhan ekonomi Sumut pada triwulan I/2013 tercatat 6,14%, naik 2,04% dibandingkan dengan triwulan IV/2012.
Namun, pertumbuhan ekonomi Sumut justru turun 0,11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 6,25%.
Peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB) ini didukung oleh pertumbuhan pada sebagian besar sektor ekonomi, kecuali sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor bangunan, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa yang mengalami penurunan.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pertanian sebesar 6,55%, disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran 6,24%, sektor pengangkutan dan komunikasi 1,81%, dan sektor listrik, gas, dan air bersih 0,43%.
Dia menambahkan, besaran PDRB Sumatera Utara pada triwulan I/2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp96,50 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 sebesar Rp35,04 triliun.
Berdasarkan pendekatan penggunaan (expenditure), sambungnya, konsumsi rumah tangga pada triwulan I/2013 tumbuh sebesar 0,91% dibandingkan dengan triwulan IV/2012.
Pengeluaran konsumsi lembaga nirlaba tumbuh sebesar 0,86%, pembentukan modal tetap bruto tumbuh sebesar 1,21%, ekspor barang dan jasa meningkat sebesar 0,79%, dan impor barang dan jasa meningkat sebesar 1,16%.
"Sedangkan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah pada triwulan tersebut mengalami kontraksi sebesar 0,39%," katanya.
Berdasarkan pendekatan produksi, tiga sektor yang memberi peran dominan terhadap PDRB pada triwulan I/2013 yaitu sektor pertanian sebesar 22,26%, sektor industri sebesar 21,19% serta sektor perdagangan, restoran dan hotel sebesar 19,45%.
Adapun pada sisi penggunaan, sebagian besar PDRB triwulan I/2013 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang mencapai 59,14%, disusul oleh pembentukan modal tetap bruto 21,47%, konsumsi pemerintah 9,84%, ekspor barang dan jasa neto 8,24%, dan konsumsi lembaga nirlaba 0,32%.
Sumber pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara triwulan I/2013, sambung Untung, bersumber dari komponen konsumsi rumah tangga 4,87%, diikuti oleh komponen pembentukan modal tetap bruto 1,88%, konsumsi pemerintah 0,39%, konsumsi lembaga nirlaba 0,01% dan ekspor barang dan jasa neto minus 2,20%. (k10/dot)