BISNIS.COM, BALIKPAPAN—Pemerintah Kota Balikpapan menyebutkan nelayan di kota ini tidak menjadi peserta Jamsostek akibat pendapatan yang minim.
Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Balikpapan Chaidar Chairulsyah mneyebutkan pendapatan yang terbatas menyebabkan nelayan kurang tertarik menjadi peserta Jamsostek.
Iuran yang harus ditanggung per bulan tersebut menjadi kendala sehingga hampir seluruh nelayan yang ada belum terdaftar sebagai peserta Jamsostek.
"Agak sulit bahkan tidak mungkin mengingat iuran yang wajib dibayarkan kepada Jamsostek berpotensi mengurangi pendapatan nelayan," ujarnya, Minggu (5/5/2013).
Dia menambahkan juga perlu ada lembaga yang mewadahi para nelayan yang sebagian besar merupakan buruh tersebut untuk dapat menjadi peserta Jamsostek. Wadah ini berfungsi sebagai penyambung komunikasi dengan Jamsostek agar lebih mudah.
Kepala Divisi Pengelolaan Kepesertaan PT Jamsostek (Persero) Ferry Attorid menyebutkan hal tersebut seharusnya tidak menjadi kendala. Menurutnya, iuran Rp12.000 per bulan per peserta akan melindungi nelayan dari risiko ketika melakukan pekerjaannya.
"Kami akan coba melakukan sosialisasi dengan kelompok nelayan agar paham terlebih dahulu manfaat dari Jamsostek," tukasnya.
Kepesertaan nelayan termasuk dalam kategori tenaga kerja luar hubungan kerja yang mengharuskan adanya wadah untuk menjadi peserta. Pekerja, tambahnya, juga bisa mendapatkan dana jaminan hari tua tentunya dengan besaran iuran yang berbeda.
Sepanjang 2013, Jamsostek Kalimantan ditarget meningkatkan kepesertaan sebesar 30% atau 2.800 tenaga kerja. Potensi di sektor-sektor unggulan menjadi salah satu perhatian Jamsostek untuk dapat merealisasikan target tersebut. (mfm)