BISNIS.COM, JAKARTA—Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah mencatat terdapat 1.640 perlintasan sebidang yang baru 20% memiliki penghalang pintu, sedangkan 80% belum mendapatkan penghalang pintu.
Prasetyo Kentjono, Kabid ASDP dan Kereta Api Dinas Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, mengatakan dengan jumlah anggaran hanya Rp8 miliar—Rp10 miliar per tahun sulit rasanya kekurangan itu bisa diatasi.
“Ada 1.640 perlintasan sebidang, ini berbahaya sekali karena baru 20% ada penghalang pintu,” katanya dalam Diskusi Roundtable Revitalisasi Kereta Api di Jakarta, Selasa (30/4/2013).
Dia mengatakan angka kecelakaan sangat tinggi di perlintasan sebidang itu. Pihaknya mencatat sedikitnya satu orang meninggal dalam sebulan di perlintasan sebidang baik karena menyeberang atau penyebab lain.
“Ada juga yang orang gila tertabrak di sana. Risikonya sangat tinggi, kami berharap ada subsidi dari pemerintah pusat juga untuk hal ini,” katanya.
Prasetyo juga mendukung langkah pemerintah untuk menghidupkan kembali rel kereta yang tidak beroperasi atau mati karena transportasi dengan jalan raya membutuhkan investasi yang jauh lebih besar.
“Kalau jalan Semarang—Magelang—Jogjakarta dilebarkan lagi itu akan menyentuh aspek teknis dan geologi sehingga membutuhkan investasi lebih besar lagi, kalau rel mati dihidupkan ini akan sangat membantu,” katanya. (ra)