Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KENAIKAN BBM: Harga Tetap Hingga APBN-P 2013

BISNIS.COM, JAKARTA--Kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mengerucut pada kebijakan satu harga, yaitu kenaikan harga yang berlaku bagi semua jenis konsumen.

BISNIS.COM, JAKARTA--Kebijakan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi mengerucut pada kebijakan satu harga, yaitu kenaikan harga yang berlaku bagi semua jenis konsumen.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga menyatakan pemerintah akan menyertakan pemberian bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat miskin sebagai kompensasi atas diberlakukannya kebijakan tersebut.

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Harry Azhar Azis menegaskan jika pemerintah telah mengambil sikap seperti itu, artinya kenaikan harga BBM bersubsidi baru bisa diberlakukan setelah adanya pembahasan APBN-Perubahan (APBN-P) 2013.

Dia mengungkapkan pemerintah saat ini memang memiliki kewenangan penuh untuk menyesuaikan harga BBM bersubsidi supaya kesehatan fiskal APBN 2013 terjaga. Masalahnya, lanjut Harry Azhar, pemberian BLT sebagai kompensasi kebijakan harga BBM bersubsidi tidak diatur dalam UU APBN 2013.

"Kalau Presiden mengatakan BLT adalah harga mati, maka tidak akan ada kenaikan harga BBM [bersubsidi] sampai dengan APBN-P 2013. Mau uang dari mana BLT-nya? Itu berarti harus ada persetujuan dari DPR dulu," katanya kepada Bisnis, Senin (29/4).

Politisi Partai Golkar ini juga memperkirakan pembahasan mengenai pemberian BLT di DPR akan sarat dengan perdebatan politik. Pasalnya, isu tersebut bergulir pada saat menjelang Pemilu 2014 dan pemberian BLT rawan dicurigai akan digunakan untuk kepentingan politik kelompok tertentu.

Lebih lanjut, dia mengkhawatirkan permainan para spekulan akan berlangsung lebih lama jika pemberlakuan kenaikan harga BBM bersubsidi harus menunggu sampai APBN-P 2013 diputuskan.

"Spekulan semakin bermain sampai pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM. Jadinya kelangkaan BBM bersubsidi akan semakin panjang. Spekulan kan tidak mau rugi, jadi mereka akan menimbun BBM terus dan menjualnya saat sudah ada kenaikan harga," paparnya.

Dia mencontohkan saat ini di Riau, yang juga menjadi daerah pemilihannya, ternyata banyak wilayah yang masih mengalami kelangkaan solar. Selain langka, harga solar eceran pun dipatok tinggi, yaitu di atas Rp10.000/liter. Dia menengarai adanya permainan spekulan di sana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper