BISNIS.COM, BATAM--Badan Narkotika Nasional (BNN) akan meningkatkan kerja sama koordinasi dengan sejumlah negara diantaranya Hongkong dan Arab Saudi sebagai upaya pengawasan peredaran narkotika jalur internasional.
"Dalam waktu dekat kami akan menjalin koordinasi dengan Hongkong dan Arab Saudi agar pertukaran informasi dengan negara-negara tersebut terus ada.
Saat ini pertukaran informasi dengan Malaysia dan Singapura sudah berjalan terus," papar Deputi Bidang Pemberantasan BNN Benny J Mamoto sebelum pembukaan Rapat Kerja Interdiksi Terpadu Indonesia Wilayah Barat di Batam, Rabu (24/4/2013).
Menurutnya, koordinasi dengan kedua negara tersebut untuk meningkatkan pemberian sosialisasi kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang ada disana agar tidak terjerat sindikat narkotika internasional.
TKI, kata dia, banyak dimanfaatkan oleh oleh sindikat narkotika dengan modus penitipan barang sehingga mereka perlu diberikan pemahaman.
"TKI sudah BNN beri sosialisasi, terakhir di Kuala Lumpur, Malaysia. Ini agar TKI tidak tergalang oleh sindikat dengan modus penitipan," sambungnya.
Benny melanjutkan saat ini Batam merupakan salah satu target yang diawasi BNN sebagai jalur pemasukan narkotika dari luar negeri. Dengan banyaknya pelabuhan tradisional di Batam, dia menilai pemasukan narkotika melalui Batam dari Malaysia sangat mudah .
BNN sendiri meski belum melakukan penelitian, meyakini hampir 50% peredaran narkotika di Indonesia masuk lewat Batam. Bahkan Kepulauan Riau memiliki tingkat peredaran narkotika nomor dua setelah Jakarta.
"Sindikat dari Malaysia membawa ke Batam lalu ke Jakarta dengan berbagai modus operandi,"
Selain itu, lanjutnya, hasil penelitaian Pusdik UI narkotika yang lolos di peredaran mencapai 90% dan masuknya narkoba dari luar lewat jalur laut mencapai 80%. Foto: Ilustrasi