BISNIS.COM, LJUBLJANA—Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengatakan Slovenia menghadapi krisis perbankan yang lebih parah dalam krisis utang zona euro, jika tidak segera bertindak.
“Negara Pegunungan Alpin itu harus merekapitalisasi bank-bank yang tertekan tapi layak diselamatkan, sedangkan pemilik obligasi sub-ordinasi dan instrumen modal hibrida berperingkat rendah harus rela menerima kerugiannya,” kata OECD dalam laporannya pada Selasa (9/4/13).
Lembaga yang bermarkas di Paris itu mengatakan bank-bank milik negara di Slovenia, seperti Nova Ljubljanska Banka d.d. dan Nova Kreditna Banka Maribor d.d. harus dijual dan bank-bank yang tidak layak harus ditutup.
“Pasar saham yang terbatas dan jaminan simpanan dalam program privatisasi telah menghambat investasi asing, yang kenaikannya dapat membantu memperlancar proses deleverage korporasi,” kata organisasi yang beranggotakan negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu.
Bank-bank di Slovenia, yang semakin terbebani oleh kredit macet dan bergantung kepada pendanaan dari Bank Sentral Eropa (ECB), kini dikhawatirkan oleh investor akan menyusul Siprus dan negara-negara zona euro pemohon dana talangan (bailout) lainnya. (Bloomberg)