BISNIS.COM,CHICAGO -- Amerika Serikat kembali dihantui ancaman wabah penyakit yang diduga merupakan bentuk baru virus flu burung.
Tom Skinner, juru bicara Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS, mengatakan CDC akan melakukan pemantauan mendalam dan bekerjasama dengan mitra-mitra internasional untuk menangani kasus temuan virus tersebut.
CDC sedang mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang virus mematikan, yang menyebabkan gangguan pernafasan tersebut, dengan cara menyemai DNA tiruan virus itu agar dapat digunakan untuk memproduksi vaksin.
Skinner mengatakan bahwa DNA atau bibit asli virus tersebut akan tersedia di CDC dalam beberapa pekan.
Produksi vaksin, lanjut Skinner, diperkirakan memakan waktu yang cukup panjang. Menurutnya, untuk memproduksi vaksin yang dapat melawan turunan virus flu burung tersebut diperlukan waktu tak kurang dari 5 hingga 6 bulan.
Sebelum memproduksi vaksin, CDC harus memastikan terlebih dahulu apakah bentuk baru virus unggas tersebut dapat ditularkan antar manusia. "Sampai saat ini belum ada bukti yang seperti itu," ujar Skinner.
Dia menambahkan bahwa CDC juga akan melakukan riset untuk membuktikan apakah virus tersebut rentan terhadap obat anti-virus yang lazim digunakan untuk mengobati flu biasa.
Virus yang diduga merupakan jenis baru H7N9 itu belakangan ditemukan di China, dan merupakan kasus pertama seorang manusia terjangkit oleh virus unggas tersebut. Meski diperkirakan tidak dapat menular antar manusia, virus itu telah menelan 5 korban jiwa.
Menanggapi kasus tersebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mulai membahas perlunya produksi vaksin untuk melawan virus mematikan itu dan kapan vaksin tersebut dapat dibuat. (Reuters)