Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BUSUNG LAPAR DI PAPUA: Presiden Inginkan Laporan Secepatnya

BISNIS.COM, JAKARTA--Istana meminta laporan secepatnya jika terjadi peristiwa seperti meninggalnya sejumlah masyarakat di pedalaman Papua akibat busung lapar baru-baru ini.

BISNIS.COM, JAKARTA--Istana meminta laporan secepatnya jika terjadi peristiwa seperti meninggalnya sejumlah masyarakat di pedalaman Papua akibat busung lapar baru-baru ini.

Juru Bicara Presiden Julian A. Pasha menuturkan kasus meninggalnya sejumlah masyarakat pedalaman Papua akibat penyakit kurang gizi tidak patut terjadi di mana pun di negeri ini.

"Jadi kalau ada hal- hal demikian, mohon dilaporkan ke pemerintah agar kami dapat menindaklanjuti secepatnya dan kementerian terkait bisa mengambil langkah yang diperlukan," ujarnya di komplek Istana Kepresidenan hari ini, Rabu (3/4/2013).

Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyebutkan pemerintah daerah seharusnya proaktif jika terjadi permasalahan demikian.

"Di sini perlu kepekaan aparatur pemerintah daerah. Pemkab seharusnya proaktif, sehingga tidak hanya mengatasi, tetapi mencegah," ujarnya.

Berdasarkan laporan Kabag Kesejahteraan Rakyat Kemenko Kesra Maklon Mainolo dan Kadis Kesehatan Kab Tabrauw Papua Barat Petrus yang disampaikan oleh Agung, wabah  terjadi di Distrik Kwoor di Kampung Koosefo, Kampung Batde, dan Kampung Jok Bijoker. Distrik tersebut merupakan daerah ketinggian yang memiliki cuaca dingin. 

Jumlah korban meninggal sejak Oktober 2012 sampai dengan saat ini mencapai 15 orang dan sebagian besar adalah anak-anak. Para korban meninggal antara lain akibat penyakit gizi buruk, cacingan, dan penyakit kulit.

Beberapa penanganan yang telah dilakukan Pemkab Tambrauw antara lain pengiriman 2 orang tenaga medis, obat-obatan, tenda, dan bahan makanan.

Selain itu, telah dilakukan pemindahan masyarakat ke daerah yang lebih mudah diakses untuk mempermudah penanganan. Hal ini terjadi untuk masyarakat Kampung Jok Bijoker yangdirelokasi ke Sausapor (ibu kota sementara Kab Tambrauw).

"Persoalan infrastruktur memang jadi penghambat. Jangkauan menjadi terbatas," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sutarno
Editor : Others
Sumber : Anggi Oktarinda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper