BISNIS.COM, JAKARTA--Keseriusan Polri mengusut kasus penyerbuan yang dilakukan 17 pasukan siluman ke Lapas Cebongan, Sleman, patut dipertanyakan.
Sebab sudah sepekan, Polri belum juga membuat dan mempublikasikan sketsa wajah dan sketsa pasukan bertopeng yang membantai empat tahanan tersebut.
Neta S. Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), mengatakan jika Polri tak kunjung membuat sketsa tersebut, IPW berharap Tim Invetigasi Mabes TNI AD segera membuat dan mempublikasikan sketsa wajah dan sketsa pasukan penyerbu.
Menurutnya, IPW memberi apresiasi kepada Mabes TNI AD yang membentuk tim investigasi untuk mengusut kasus penyerbuan pada Sabtu (23/3) dini hari lalu itu.
"Sikap TNI AD yang membentuk tim investigasi ini bisa dipahami karena setelah penyerbuan itu banyak tudingan negatif diarahkan ke TNI dan menjadi tugas tim ini untuk mengusut serta mengklarifikasinya," papar Neta dalam keterangan persnya, Sabtu (30/3/2013).
Diharapkan, sambung dia, tim investigasi itu tidak hanya mencari tahu siapa pasukan terlatih yang menyerbu Lapas Cebongan, lebih dari itu, tim juga harus mencari tahu siapa Sertu Santoso, kenapa dia ada di Hugo Cafe, apa peranannya di Hugo Cafe, dan kenapa dia dikeroyok hingga tewas.
"Betul kah pelaku pengeroyokannya hanya empat orang yang dibantai di Lapas Cebongan itu. Sebab beredar isu, pelaku pengeroyok Sertu Santoso ada tujuh orang dan tiga lagi belum tertangkap polisi. Siapa mereka?"
Semua itu, tutur Neta, harus segera diungkapkan Tim Investigasi Mabes TNI AD secara tuntas. Diharapkan hasilnya segera diumumkan ke publik dan diserahkan ke Polri agar bisa diusut tuntas secara hukum.
"Siapa pun yang terlibat dalam kasus penyerbuan Lapas Cebongan dan pengeroyokan Sertu Santoso harus diproses ke pengadilan," katanya.