BISNIS.COM,DENPASAR -- Penggagas dan pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan partai tidak bergantung kepada figur sesorang.
“Saya ke depan ingin ‘menghilang’ pelan-pelan dan partai ini harus tetap kokoh dengan platform, idealisme, dan memiliki mesin partai yang bagus, tidak tergantung figur seseorang,” kata SBY saat pidato seusai terpilih menjadi ketua umum dalam kongres luar biasa, Sabtu (30/3/2013).
Sebelum menerima keinginan DPP, DPD dan DPC yang meminta dirinya menjadi ketua umum, dia menanyakan apakah ada opsi lain. SBY mengaku pada pilihan sulit dalam situasi yang tidak mudah. “Ini dilematis dan tak mudah menjawab,” tegasnya.
Dia pun menjelaskan sejak 2 bulan silam telah bertekad berkonsolidasi dengan Anas Urbaningrum, tetapi kondisi dengan cepat berubah dan Anas mundur karena kasus yang sedang dihadapi. “Saya banyak dikecam dan diserang a.l. tidak fokus dalam pemerintahan, menginginkan kekuasaan, masih ingin mengatur partai dan lain-lain.” terangnya.
Akhirnya SBY menerima ‘pinangan’ aklamasi itu dan ingin melakukan pembenahan serta konsolidasi, terutama menghadapi Pemilu 2014. “Saya terima takdir sejarah ini dan mengajak kader untuk berjuang bersama,” katanya disambut tepuk tangan.
Dia bersedia menjadi ketua untuk menyelamatkan partai dan paling lama 2 tahun saja. “Bahkan, jika menungkinkan segera dilakukan kongres segera setelah pemilu selesai,” tegas SBY.
KLB DEMOKRAT: SBY Ingin Partainya Tidak Bergantung Pada Figur
BISNIS.COM,DENPASAR -- Penggagas dan pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan partai tidak bergantung kepada figur sesorang. “Saya ke depan ingin ‘menghilang’ pelan-pelan dan partai ini harus tetap kokoh dengan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
50 menit yang lalu
Strategi Emiten Bank BBNI, BMRI & BNLI Hadapi Tantangan Likuiditas
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 menit yang lalu
Rusia Tuduh AS Gunakan Taiwan untuk Picu Krisis di Asia
33 menit yang lalu