BISNIS.COM, SLEMAN--Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya mendadak menelepon Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X meminta jaminan keamanan warganya yang bermukim di provinsi itu.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Polisi Sabar Raharjo menjamin keamanan warga dan mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur yang berada di Yogyakarta, menyusul insiden penyerangan kelompok bersenjata api di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Cebongan, Sleman, Sabtu dini hari.
"Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah menelpon Ngarso Dalem (Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X) dan menanyakan keamanan warga NTT, dan Ngarso Dalem yang saat ini sedang berada di luar kota langsung menyatakan menjamin keamanan warga NTT di Yogyakarta," kata Sabar Raharjo, Sabtu (23/3/2013).
Gubernur DIY telah meminta Polda DIY untuk memberikan jaminan keamanan terhadap warga NTT di DIY.
"Keamanan warga DIY sepenuhnya tanggung jawab kami, bukan hanya warga NTT. Jadi kami harapkan semua tetap tenang dan jangan terpancing isu-isu," tukasnya.
Sebelumnya warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tinggal di Daerah Istimewa Yogyakarta meminta jaminan perlindungan keamanan dengan adanya insiden Lapas Cebongan, Sleman.
Mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta sekaligus kerabat dari korban insiden Lapas Cebongan Yongki Laurensius di Sleman, Sabtu mengatakan, kejadian yang melibatkan warga NTT bukan pertikaian suku. Untuk itu, insiden ini segara diselesaikan sesuai koridor hukum supaya tidak berdampak kepada warga NTT yang tinggal di DIY.
"Kami warga NTT yang tinggal di DIY minta jaminan keamanan dan hukum. Kami tidak mau terkena dampak dalam insiden ini dan disangkutkan dalam berbagai kejadian di DIY," tuturnya.
Selain itu, dirinya berharap tidak ada intimidasi dalam bentuk apapun terhadap warga NTT yang ada di Yogyakarta.
Kerabat dekat korban insiden Lapas Cebongan Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Piter Joko menyayangkan sistem pengamanan Lapas Cebongan.
Joko juga mempertanyakan alasan pemindahan Dedi, dari Polda DIY ke Lapas Cebongan, Sleman. Sebab, Dedi belum tiga hari tiga hari ditangkap aparat kepolisian. Ia mengatakan pemindahan Dedi tidak dikomunikasikan dengan pihak keluarga.
"Kami mengharapkan aparat penegak hukum mengusut tuntas dan transparan atas insiden Lapas Cebongan. Kami minta pejabat penegak hukum bertanggung jawab atas kejadian ini," ujarnya.
Seperti diberitakan, sekelompok pria bercadar bersenjata api, Sabtu dinihari menyerang Lapas Cebongan, Sleman, dan menembak mati empat tersangka yang diduga terlibat dalam pembunuhan anggota Kopassus Grup II Surakarta Sertu Santosa. Empat tersangka yang menjadi korban penembakan yakni Angel Sahetapi alias Deki (31), Adrianus Candra Galaga alias Dedi (33), Gameliel Yermiayanto Rohi alias Adi (29) dan Yohanes Yuan (38).(yop)