BALIKPAPAN: Divisi Regional Kalimantan Timur Perum Bulog membidik penjualan beras premium hingga mencapai 50 ton per bulan seiring prospek yang cukup baik ketika diluncurkan pertengahan bulan lalu.
Abdul Nadjid, Kepala Divre Kaltim Perum Bulog, mengatakan pada tahap awal di pertengahan Maret 2012, pihaknya menyediakan beras kualitas premium asal Jawa Timur sebanyak 22 ton.
"Namun, belum sampai akhir tahun stoknya sudah habis. Kami akan mengajukan penambahan stok lagi,” ujarnya kepada Bisnis hari ini.
Dia mengatakan beras premium tersebut dijual dalam kemasan 5 kilogram, 10 kilogram dan 20 kilogram dengan harga Rp9.000 hingga Rp10.000 per kilogram. Kebanyakan pembeli beras premium Bulog, ujar Nadjid, adalah perusahaan perkebunan, pertambangan, jasa katering serta rumah makan yang ada di wilayahnya.
Nadjid mengemukakan angka penjualan yang berhasil dibukukan pada Maret lalu berada di luar ekspektasi karena program ini masih dalam tahap pembukaan jaringan kepada konsumen. Namun, Nadjid optimistis bisa merealisasikan target penjualan tersebut.
“Apalagi bisa mencapai 1.000 ton penjualan per tahun, kan bagus itu,” tukasnya.
Dia berpendapat salah satu penyebab beras premium yang dijual Bulog cukup diterima baik di Kaltim karena karakteristik masyarakat yang banyak menggunakan beras kualitas premium.
Nadjid mengaku penjualan ini tidak akan mengganggu harga beras petani terkait dengan adanya musim panen pada April. Dia mengatakan Bulog akan siap menyerap beras dari petani apabila harganya rendah.
Bulog Kaltim bahkan telah menyiapkan letter of credit (L/C) senilai Rp99 miliar guna menyerap target beras lokal sebesar 15.000 ton. Dana tersebut sesuai dengan HPP beras yang ditetapkan sebesar Rp6.600 per kilogram.
Musim panen yang sudah dimulai sejak Maret lalu, dikatakan Nadjid belum banyak terjad di Kaltim. Dia menerangkan baru wilayah Babulu, Penajam Paser Utara yang sudah melakukan panen.
“Sudah ada penyerapan [beras]. Namun, jumlahnya belum banyak,” ujarnya.
Dia mengaku telah bekerja sama dengan beberapa mitra penggilingan padi yang ditugaskan untuk membeli beras dari petani. Tujuannya agar target penyerapan sebanyak 15.000 ton tahun ini bisa tercapai.
Sebelumnya, Bulog Kaltim tercatat hanya mampu menyerap beras dari petani sebanyak 3.500 ton dari target 5.000 ton beras. Apabila target tahun ini tidak tercapai, Nadjid mengaku akan menyerap beras dari daerah lain yang memiliki kelebihan stok beras. (sut)