Bisnis.com, JAKARTA--- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan imbauan kepada sejumlah pihak yang berencana menggelar acara "Reuni 212" pada Minggu (2/12/2018).
Reuni 212 merupakan acara yang digelar untuk memperingati aksi 212 atau aksi 2 Desember yang diselenggarakan pada 2016.
Pada 2 Desember 2016, sejumlah massa mengikuti aksi demonstrasi mengecam pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama yang dituding menistakan agama Islam. Dalam perkembangannya, Ahok kemudian dipenjara, sampai saat ini.
Reuni 212 itu akan diselenggarakan oleh Persaudaraan Alumni 212 di kawasan Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Sejumlah pihak menduga aksi ini merupakan aksi politis.
"Imbauan saya ya perlu dipikirkan ulang kegiatan-kegiatan yang justru tidak membawa rasa damai," kata Moeldoko ketika ditemui wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Moeldoko menyatakan dirinya mendengar aspirasi dari sejumlah komunitas bahwa masyarakat takut menghadapi situasi kegiatan seperti itu.
Baca Juga
"Untuk apa melakukan hal-hal yang pada akhirnya justru memunculkan rasa takut. Yang saya lihat seperti itu," kata mantan Panglima TNI tersebut.
Disinggung soal rencana pengibaran bendera Tauhid dalam acara tersebut, Moeldoko mengatakan masyarakat ketakutan melihat "bendera hitam".
Moeldoko mempertanyakan kenapa harus menebarkan rasa takut terhadap masyarakat.
"Secara psikologis itu yang dihadapi masyarakat," kata Moeldoko yang juga merupakan bagian dari Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019 tersebut.